Tuesday, April 29, 2008

Mencoba lari dan selingkuh

Sore di suatu gedung perkantoran di lingkaran semanggi, saya berjalan nyinyir di belantara metropolitan Jakarta. Etalase belanja penuh dengan produk ternama, pramuniaga cantik berseragam, dan orang-orang putih, mulus, cantik, bule lalu-lalang dengan tawa gembira. Semilir ketakjuban membelai kulit masuk halus ke ulu hati.

Kemewahan tersebut hampir membuat saya mabuk kepayang, menghadirkan penerawangan akan masa depan indah tinggal di apartemen. Namun saya tersedak bangun dari lamunan, merasakan ketidaknyamanan bising dalam gedung tersebut. Suara musik dan gaungan entah berantah berasal dari obrolan orang, suara alat elektronik, dan penjaja toko.

Mulai berpikir, apakah ini benar-benar berbeda dengan kehidupan luar di jalan. Muka penuh noda pemutih, baju penuh corak ataupun simpel minim, dan bising yang saya temui di gedung merupakan sesuatu yang serupa dengan keadaan di terminal, muka penuh bedak debu alami, baju modis hitam coklat ataupun sobek minim, dan bising.

Banyak yang mirip antara di dalam gedung dan di dalam terminal. Suasana bising dan keramaian sama-sama saya temui di kedua tempat tersebut walau dengan penampakan luar yang berbeda. Aneh atau hanya perasaan iri, saya mencoba menafikan semua kemewahan yang ada, cuihh..! Apakah benar ini pantas untuk dikejar? apa saya mesti berkeringat untuk ini?

Saya mungkin tidak hidup di kedua tempat tersebut, jalanan ataupun gedung. Saya hidup menyepi di pinggir Jakarta, sebuah kampung yang mengelilingi setu. Tidak ada bising kecuali suara radio dari tetangga penggemar rock. Tidak ada orang berpakaian sobek atau berkilat. Tidak ada yang berlalu dengan tergesa.

Berjalan tenang, mengambil napas dalam, dan... lariii.. melewati kerumunan orang belanja, menyalip setiap mobil yang terjebak macet, menerabas polusi bis kota, dan menyiku motor keparat yang menyelip.

Berjalan melambat, mengambil napas perlahan, mengeluarkan semua panas tubuh yang ada. kemudian selingkuh dengan alam raya, puncak gunung pangrango. Nafikan peradaban manusia.

Esok hari akan lebih baik!

Sunday, April 27, 2008

Lulus?

lulus?
saya menunggu orang yang tertinggal di garis start.
menunggu saatnya lari bersama,
atau berjalan utk menikmati lintas alam.
rehat sejenak beli es kelapa,
makan sebatang coklat sampai habis,
hingga tak sengaja bibir kita beradu.
peraduan mimpi memang tak pernah bertepi
dan kita akan terus berjuang untuk dapat mati layak!

Saturday, April 26, 2008

Menunjuk Kamu

Selaras warna mengecap serasa
Mengutip sama kalimat tanya
Memetik bunga serupa

Sudah takdir kita bersama
Kemana berjalan,
ku temui kamu di sana

Monday, April 21, 2008

Miskin – Kaya, Surga – Neraka, Tokek.. tokek..

Kenapa orang miskin lebih banyak masuk surga?

Kontrasnya, banyak bilang kalau kefakiran lebih dekat kekafiran. Terus dengan dalil ini dia mencari kekayaan yang banyak.

Apa karena memang orang Islam kebanyakan orang miskin!

Kalau mau dibilang bahwa orang Islam lebih banyak orang miskinnya.

Kontrasnya, zaman khalifah yang udah pernah jalan 1000 tahun kegemilangan, banyak dibilang sebagai peradaban termegah, yang artinya orang miskin di dunia yang ada waktu itu lebih banyak ada di belahan dunia atau peradaban lain. (dark ages, raja-raja eropa yang menindas rakyat lalu timbul mitos kepahlawanan seperti Robinhood)!

Kontrasnya, banyak banget di sekitar orang miskin juga tidak sholat, tidak peduli sama agama?

Pastinya mereka peduli pada hidup mereka, anak-anak mereka, dan mereka terus berjuang untuk hidup. Orang miskin gimana mau sholat, istirahat buat bersihkan badan saja tidak bisa. Masjid-masjid hanya menyediakan keran dan saluran air, tanpa MCK yang cukup.

Gimana kalo orang yang kaya!

Gw pikir yang membuat mereka terjebak dalam kubangan neraka, sikap sok tau.

Sok tau abis orang kaya!!!!!

Seolah-olah tindakan mereka selama ini—yang telah membuat mereka kaya—benar-benar telah membuat mereka mulia. Semua orang harus tunduk terhadap perkataannya, cuma dia yang benar. Sepeda mesti menyingkir dari jalan mobilnya.

Entah dia sholat, entah dia beragama, tapi kalau orang kaya masih merasa menjadi tuhan, pergi aja lo ke laut!

Tokek.. tokek..

[posting pindahan dari blog lama, 20 Agustus '07 ]

Wushu Strike NII KW 9 Back!


Selasa sore menjelang malam Perguruan Wushu Gerak Naga Gunadarma seperti biasa melakukan latihan rutin di kampus G Kelapa Dua. Namun ada yang berbeda dalam obrolan setelah latihan pada Selasa 15 Mei lalu. Putra, ketua wushu gerak naga, menceritakan dirinya dua minggu lalu pernah dijebak oleh anggota NII KW9 masuk ke dalam proses indoktrinasi melalui cara diskusi.

Pada awalnya Putra tidak curiga karena RO (inisial) mahasiswa D3 Gunadarma, mengajak Putra untuk bertemu dengan temannya yang tertarik mempelajari bela diri Wushu. Alih-alih membicarakan wushu, teman RO malah membelokkan pembicaraan ke realitas masyarakat di Indonesia, yang berujung pada menghasut kebencian kepada Negara Indonesia.

Keganjilan yang Putra rasakan, 'masak ngomong melulu pake dalil Al-Quran yang terjemahannya aja, cuma sepotong-sepotong lagi'.

Putra bukan satu-satunya yang pernah dijebak oleh anggota NII KW9. Maldalias, anggota wushu lainnya dan satu dari banyak mahasiswa Gunadarma, juga pernah merasakan percobaan indoktrinasi oleh NII KW9 dengan cara yang kurang lebih sama.

Malang bagi RO, tanpa sengaja malam itu RO melintasi tempat latihan, tepat saat Anak-anak wushu sedang saling tukar cerita tentang NII KW9. RO ditarik kehadapan yang saat itu ada empat orang. Putra, Fajar, Maldalias, dan Reza.

‘Lagi nyari mangsa lagi lo ya?’ Putra mengawali interograsi.

‘Berapa orang yang dah lo ajak?’ ‘Setoran lo setiap bulan berapa?’ ‘Siapa pimpinan lo? ‘dimana markas lo sekarang?’ berondong pertanyaan dari anggota wushu.

Terus mengelak, merasa bodoh, RO tidak mengakui tuduhan-tuduhan yang dilontarkan anggota wushu. Tapi RO tidak bisa mengelak lagi ketika pimpinannya menelpon dalam rangka koordinasi namun diangkat oleh Reza. Dan di dalam tasnya juga ditemukan catatan-catatan yang berisi materi doktri NII KW9 dan daftar mahasiswa yang menjadi target perekrutan NII KW9.

Melihat dokumentasi yang banyak mencantumkan nama-nama yang menjadi target perekrutan NII KW9, Wushu gunadarma merasa perlu untuk mendapatkan daftar anggota NII KW9 aktif yang ada di Gunadarma.

Pukul 21.00, RO oleh para pendekar wushu diminta mengantarkan ke markas NII KW9. Lokasi markas tersebut berada di Gg. Kancil RT 14/02 Lenteng Agung. Sebuah rumah kontrakan yang berkedok sebagai pusat bimbingan belajar.

Sesampainya disana, kami langsung meminta masuk kepada anggota NII KW9 yang sedang berada di Markas, ‘di sini markas NII KW9 khan? Kami mo masuk untuk ambil dokumen daftar nama anggota NII KW9’.

Mengelak dan tidak bisa menerima, HA anggota NII KW9 yang mmbukakan pintu, bersilat lidah, tidak lama kemudian mengajak silat sungguhan. Tentu saja tawaran ini dilayani oleh anggota wushu.

Keributan tersebut diketahui juga oleh salah satu warga, yang kemudian melerai perkelahian. Kedatangan warga dimanfaatkan anggota wushu untuk melibatkan lebih banyak pihak untuk membongkar markas NII KW9 tersebut.

Pukul 21.30, Fajar menjelaskan ke rumah ketua RT. Reza menerangkan ke rumah Ketua RW. Sedangkan, putra dan Maldalias bersama wara setempat mengawasi aktivitas rumah tersebut. Tak lama kemudian Badan Bina Masyarakat (Babinsa) dari Koramil datang.

Pertama kali yang dilakukan Pak Eko aparat dari Babinsa meminta kejelasan laporan dari anggota Wushu. Diakhiri dengan ucapan beliau ‘saya menaruh apresiasi besar buat adik-adik, kalian ini sudah berani membela Negara’.

Anggota wushu, masyarakat dan koramil menggrebek rumah tersebut bersama-bersama. Masyarakat sekitar melihat ada dua orang yang keluar berlari dari rumah tersebut. Setelah melakukan penyisiran, satu orang tertangkap dan yang lain terlepas.

Penggeledahan rumah menunggu kedatangan para aparat dari Koramil dan Kodim yang baru datang pada pukul 23.00. Petugas polisi dari polsek timbul baru datang dini hari pukul 02-an. Sebagai saksi pelapor, anak-anak wushu terpaksa harus bersabar untuk bisa pulang menunggu proses ke kepolisian selesai.

Dari penyelidikan lebih lanjut pada malam tersebut, tertangkap 7 anggota NII KW9, 3 unit komputer, dan 5 kardus dokumen-dokumen NII KW9. Dokumen NII KW9 yang ada, buku undang-undang NII, majalah-majalah Al-Zaytun (pesantren termegah di Indramayu), buku tahunan dari beberapa SMA, sejumlah buku catatan, banyak poto kopian identitas diri, dan ‘lembar-lembar negara’ seperti: catatan keluar-masuk keuangan, daftar anggota, materi doktrin, dan bukti-bukti pembayaran.

Dari dokumen-dokumen yang ada tercatat jumlah anggota aktif dalam markas tersebut berkisar 20an orang, 7 diantaranya berketerangan sebagai mahasiswa Gunadarma.

Menurut Taufik Hidayat dari tim investigasi LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) yang datang ke lokasi, markas tersebut setingkat kelurahan. Idariah atau kode daerah 935607 menunjukkan malja (sebutan markas bagi NII KW9) tersebut berada di kabupaten Pasar minggu.

Daftar anggota menunjukkan terdapat 20an anggota aktif, 7 diantaranya tertulis adalah mahasiswa Gunadarma. Sedikitnya anggota dalam markas tersebut jangan membuat kita merasa terbebas. Menurut Sukanto, ketua aliansi mahasiswa korban NII KW9, wilayah pasar minggu (9356) mempunyai anggota yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan wilayah cilandak (9322) yang mempunyai anggota aktif paling besar berasal dari kalangan mahasiswa.

Menurut Reza, anggota wushu yang juga tergabung dalam aliansi mahasiswa korban NII KW9, ada beberapa hal yang menyebabkan kita harus selalu waspada terhadap kelompok NII KW9. Pertama, mereka tidak berterus terang dalam mendakwahkan ajaran (baca: doktrin) mereka, mereka menjebak target untuk indoktrinasi dengan berbohong mengajak diskusi dengan tema yang target senangi. Hal ini menyebabkan, orang bisa kurang persiapan dalam menangkis doktrin NII KW9 yang sesat.

Kedua, pekerjaan anggota NII KW9 sehari-hari dari pagi hingga malam hanya berkutat pada perekrutan orang. Sehinga walaupun anggota mereka sedikit tetapi berdampak massif bagi orang disekitar anggota NII KW9.

Namun hal ini jangan membuat masyarakat dan mahasiswa takut untuk belajar Islam. Justru karena kurang belajar Islam yang menyebabkan orang jatuh dalam sesat pikir. ‘Ajaran dan metode dakwah mereka (NII KW9) sangat berbeda dengan yang lain sehingga bagi siapapun yang mempunyai dasar belajar Islam dapat membedakan bahwa kelompok NII KW9 sesat’ kata Fajar yang biasa dipanggil Pak Haji oleh kawannya.

Perlu dicatat disini, pembagian wilayah tidak membatasi anggota NII KW9 untuk mencari calon anggota terbatas di wilayahnya, namun ini hanya pada persoalan administrasi saja. Sedangkan wilayah target tidak terbatas.

Semua anggota NII KW9 dan barang bukti dibawa ke Polsek Timbul. Anggota Wushu juga diminta ke polsek untuk dimintai keterangan. Wawancara pengisian BAP baru selesai pukul 05.30 pagi. Setelah itu pulang.

Petualangan pendekar wushu tidak sampai disitu saja. Sore hari mereka diminta untuk ke Polres Jakarta Selatan di Blok A. Sehabis Isya, Putra, Fajar, dan Reza bersama Bapak Taufik Hidayat dari LPPI bertemu dengan pihak kepolisian terkait. Setelah beberapa lama memberi keterangan dengan ajudan. Kami menghadap ke Kepala Satuan Intelejen Keamanan Polres Jakarta Selatan..

Mendengar pembicaraan serius antara Pak Taufik dengan Pak Kasat, memahamkan kami bahwa perlawanan menghadapi NII KW9 adalah perlawanan yang panjang dan pelik. Banyak pihak yang berkepentingan dalam melindungi kelompok NII KW9.

Temuan nama-nama anggota aktif NII KW9 ditindaklanjuti secara mandiri (tanpa polisi) dengan melaporkan anggota NII KW9 kepada orang tuanya masing-masing dengan bantuan pihak universitasnya.

Dari pengalaman aksi counter strike dari para mahasiswa yang tergabung dalam perguruan bela diri Wushu terhadap kelompok NII KW9, menunjukkan bahwa perlawanan NII KW9 harus dilakukan mulai dari diri sendiri bersama komunitas (peer group) kita bersahabat. Jangan dulu phobia. Kita masing-masinglah yang bertanggung jawab pada diri sendiri dan teman disekitar kita.

[posting pindahan dari blog lama, 20 Juni '07 ]

Pluralisme a la Syiah atau Kang Jalal?


Tanggal 27 Juli lalu, bertempat di gedung ICC (Islamic Cultural Center) Jamaah IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) alias Ijabiyuun. Mengadakan acara 'Peringatan Milad Imam Ali as'. yang dirangkai dengan hari jadi ijabi ke-7.

Kehadiran saya di sana sebenarnya secara tidak sengaja. Awal datang dengan niat untuk menghadiri bedah buku ’Mendahulukan Akhlak diatas Fiqh’ Karangan Kang Jalal, karena memang hanya info ini yg saya terima. Sosok beliau sebagai professor telah lama menarik minat saya untuk dapat mendengar kuliahnya. Pantang Pulang Sebelum Padam, saya mengikuti semua rangkaian acara tersebut.

Pertama lihat backdrop panggung dah sangat membuat saya geli, tersenyum nyinyir. What in the hell am I? ada 7 bangun segi enam menyusun seperti sarang lebah. terdapat di setiap segi enam gambar-2 rumah Ibadah setiap agama yang ada di dunia. Dan diatas semua agama-agama terdapat Garuda pancasila.

Agama yang sudah sejak ribuan tahun lalu turun ke bumi mesti tunduk dengan Pancasila? Kacau bener nih backdrop!!

Ka'bah sebagai pusat dikelilingi oleh enam gambar rumah ibadah agama lain. Budha, Katolik, Hindu, Tao, ALiran kepercayaan kpd Tuhan YME, Protestan.

Yang sekarang mengawang dalam pikir saya, apakah teologi Syiah memang mengajarkan pluralisme? Ataukah ini hanya bualan Jalaluddin Rakhmat yang menggembalakan ummat bodoh menuju tambah bodoh?

Konon di Indonesia itu ada dua aliran syiah, Ijabi dan al Jawad. Ijabi mencoba menyusup ke tengah-tengah masyarakat dengan melakukan taqiyah mengusung pluralisme untuk dapat menarik simpati pemerintah dan masyarakat. Al-Jawad, baru kata teman, mengusung fundamentalisme Syiah Iran, menentang hegemoni Amerika dan menolak pluralisme agama.

Tapi su’udzhon gw, ’wah ini mah cuma dua jala yang bekerja sama untuk dapat menangkap lebih banyak ikan-ikan tersesat!’

[posting pindahan dari blog lama, 04 Agustus '07 ]

Pengalaman Baru di Kenduri Cinta

Ada banyak cerita, ada banyak orang, ada banyak tema, ada banyak banget yang saya denger, lihat, dan rasakan. Saking terpukaunya saya dengann acara tersebut sampe2 kapan-kapan saya ingin mengajak semua yang saya kenal untuk berkunjung ke acara tersebut.

"Klo pun saya mesti mengajak wanita keluar, yang pertama kali mesti gw ajak yakni ke kenduri cinta."

Tahu acara ini sih dah agak lama mungkin setahunan lebih, tapi baru saya datangin pas agustus tahun lalu. Hasrat untuk datang muncul setelah saya membaca buku baru yang masih ter-display di perpustakaan, Jalan Sunyi Emha. Saya baca banyak testi orang yang memuji emha dan acara kenduri cinta sebulan sekali yang dah selama 8th berjalan rutin. Dari sini my curiousity keluar.

Tanpa tahu temanya apa, acaranya seperti apa, jalan sama siapa, panggungnya dimana, belum pernah ke TIM sebelumnya, saya nekad jalan sendiri ke KC di Taman Ismail Marzuki jam8an. Acara mulai dari jam 9 malam, selesai jam setengah 3 pagi.

Sepengalaman saya ikut seminar/kajian yang berlangsung 2 jam penuh saya mesti ngantuk kadang tertidur di bangku. tapi acara yang begitu panjang selama 6 jam, dari malam sampai dini hari saya sama sekali gak ngantuk, semua acara saya simak dengan baik.

Setelah pembukaan dengan shalawat dari kaset, acara masuk ke diskusi. Diawali omongan beberapa pembicara yang terlihat familiar cukup sering muncul di tv, pengamat politik, pengurus ADB, peneliti. Lanjut ke tanya jawab audien dengan pembicara. Tema awal pembahasan tentang kemiskinan, tapi terus lari ke lapindo, kemudian lari lagi ke pilkada, lari terus ke mana aja, dll., ke semua masalah bangsa.

Bagi saya yang menarik dari diskusi ini bukan dari omongan pembicara tapi pertanyaan, komentar, sumbang saran dari setiap pengunjung yang datang, celoteh rakyat kecil. Banyak definisi makna dan pandangan baru yang arief keluar dari kesederhanaan hidup. Dari teman2 KC banyak mengelaborasi definisi alternatif ttg kemiskinan. Orang dikatakan miskin kalau seseorang tersebut, (1) Mental spritualnya lemah, (2) Gak punya skill, (3) Gak bisa beradaptasi dengan cepat (saya lupa poin persisnya).

Selingan ada musik Rock & Roll Remedy (anak IKJ) dan akustik dari Mbah Surip ditemani Bertha (pelatih vokal). Salah satu lagu hits berjudul ‘Mak Erot’. Melihat Bertha begitu akrab dengan mbah surip yang mungkin kliatan dr luar agak setengah gila, rambut panjang gimbal, jarang mandi, senyam-senyum gak jelas. Tp emg, kemampuan seni musiknya luar biasa.

00.30 Emha naik panggung. ditemani beberapa pengungsi lumpur lapindo. Fokus hanya pada tema penyelesaian lumpur lapindo. Emha memimpin sidang besar untuk mencari solusi terbaik. Di pendahuluan Emha, cerita langkah-langkah strategis yang telah diambilnya sejak ia dikasih mandat oleh korban lapindo untuk membantu mcari penyelesaian.

Setelah itu, tiap hadirin diminta sumbang saran apa yang mesti dilakukan buat menyelesaikan masalah lapindo. Dari interaktif tanya-jawab, yang agak konyol dari pemuda jawa berikat kepala maju ke depan bilang, “Biar saya aja yang lunasin smw ganti rugi lapindo, bahkan smw utang Negara” pengunjung kaget terdiam terpukau, pas ditanya gimana caranya, “ya pokoknya biar saya yang lunasin, bisa! pasti bisa!” “Beri saya 5 menit. bisa, tenang aja.” sama Emha terpaksa dipotong paksa kemudian dipersilahkan ke yang lain untuk bicara. Suasananya bener-bener mirip sidang besar!

Ada beberapa omongan Emha yang gak bisa saya ngerti karena menggunakan bahasa jawa, terutama kalau lagi ngeluarin lelucon rumah tangga, tentang hubungan suami-istri.

Baru kali ini saya lihat forum, semua elemen bangsa ada, miskin, kaya, terpelajar, bodoh, gelandangan, politikus, dan seniman jadi satu ngomongin masalah bangsa dengann terbuka ada sekitar 100-150an orang. Di halaman parkir depan TIM beratap tenda.

Selesai pukul 2.30. Agak bingung mo tidur apa gak, klo tidur mo dimana, klo gak tidur mo kemana? Saya putusin untuk jalan-jalan keliling jakarta, saya ngincer sholat subuh di istiqlal habis itu pulang naik kreta. Berjalan santai sambil lihat jakarta diselimuti langit. Karena memang belum pernah ke TIM, jadi agak muter-muter jalannya, jauh lebih jauh dari yang semestinya saya tempuh.

Tapi mungkin karena itu juga saya jadi lihat fenomena yang tidak pernah saya lihat kecuali di TV. Sempet ketemu sama wanita-wanita cantik di pinggir jalan, 20 tahunan mungkin mahasiswa, bertransaksi tawar-menawar dengann cowo-cowo di mobil, ‘mas kami maunya pake kondom. pake kondom durex atau sutra’, dan beberapa pembicaraan yang saru.

“Untung saya gak ditawarin (lah i ya lah jalan kaki gitu), kalo ditawarin wah bisa berabe urusan….. [pengeen].”

Pemandangan lainnya yakni, orang dengan rajinnya bekerja di pagi buta nyapu jalan protokol untuk menjaga keindahan kota tempat lau-lalang orang-orang kaya. Orang-orang kayak gini dulu saya cuma tahu dari buku cerpen.

Jalan muter-muter selama 2jam lebih, akhirnya sampe juga di Istiqlal. Setelah sholat Subuh langsung jalan ke Stasiun Djuanda. Sesampainya di stasiun, ’wah sial! kereta ke bogor baru ada pagi pukul 6.’ Mau balik lagi ke masjid malas banget, terpaksa nongkrong terkantuk-tertidur di stasiun.

Akhirnya pulang terus tidur ampe siang setelah dugem di tengah kota!

[posting pindahan dari blog lama, 07 Agustus '07 ]

Sunday, April 20, 2008

Die Bara Purnama

Purnama,
Purnama menghidangkan indah dan nelangsa sekaligus dalam diri saya.

Indah,
Purnama menerangi syahdu langit malam, mengungkap kengerian malam. Menunjukkan jutaan bintang bagi mahluk bumi.

Indah,
Pertemuan saya dengan die tepat pada saat purnama, di puncak gunung salak, dalam keterkejutan masing-masing, "hei, die...!" Sejak itu kami melakukan komunikasi erat, walau hanya searah. Telepon, sms, dan bahkan cara kuno surat. Puja-puji, cinta, dan kasih sayang.

Nelangsa,
Purnama gak pernah bisa benar-benar saya miliki. Dia hanya menatap dari kejauhan, berkerling mata menggoda siapa saja yang menatapnya. Hanya diam seribu bahasa tanpa pernah membalas setiap sayang yang ku sampaikan.

Nelangsa,
Die tidak pernah benar-benar menjadi kekasihku. Paras cantik, kepribadian menarik, die terlalu asyik dengan dunianya sendiri, tanpa pernah menghiraukan bahwa saya sedang berbicara. Setiap kata yang ku berikan hanya dipetieskan. "Selamat! anda merupakan wanita terkuat di dunia."

Hambar,
Sintesa indah dan nelangsa, hambar. Ku berikan untukmu mayat hidupku.


Purnama,
Malam Senin, 14 Rabi'ul akhir 1429

Saturday, April 19, 2008

Indahnya Masa Muda

:-?
binun mode : on

latihan / reuni / demo / proposal / tulisan

masa muda memang indah, banyak pilihan menghampar di depan wajah.

Keindahannya bukan hanya pada pilihan jangan salah pilih,
tapi seni memilih mana pilihan yang mesti dipilih lebih dulu dan mana pilihan yang memerlukan kesiapan dengan menjalani pilihan lain terlebih dulu.

Karena apa yang dipilih hari ini dan urutan pilihan yang diambil bisa jadi sangat berpengaruh pada kelanjutan pilihan2 ke depan.

Dan yang paling manis dari masa muda adalah orang muda dapat melakukan banyak aktivitas sekaligus.

Salam Yakusa!
yakin - usaha - sampai

cemberut mode : on
:(