Dan pada hari itu aku terhanyut terbawa oleh arus yang selama ini aku jauhi. Arus yang sangat sulit untuk kutantang, yang saking jemunya mencoba dekati, ku jauhi juga akhirnya. Berenang ke tempat air yang tenang, tenang dengan begitu byk orang yg bergerak sangat santai, dan orang-orang yang berleha-leha memasang badanya bak etalase moll pinggir jalan. Nikmat terhanyut lena indahnya bibir pantai.
Dan pada setiap detik yang aku tenggalam pada arus itu, terbentur banyak karang realita, karang yang betul-betul keras yang dapat menghancurkan semua imajinasi yang tengah aku nikmati. Ah dapatkah aku bertahan pada arus ini? Arus keras yang aku tahu ujungnya adalah oase hidup sejati. Ah, adakah jalan lain menuju oase itu tanpa harus bersama arus itu?
Keras itu sendiri hanya ada pada lingkungan luar. Arus itu sendiri indah. Indah dan penuh energi hidup. Bersamanya, aku terlatih untuk menegakkan bahuku, dia memberikan banyak udara agar dapat ku selami indah laut. Dan dengannya dapat ku tempuh bermil-mil lautan, ku terjang karang, ku hempas para duyung. Dan dengan arus itu akan kusemai mutiara-mutiara terindah dan kupersembahkan padanya.
Ah, kapan lagi aku temui arus itu? kapan lg aku bersamanya? kapan dapat ku ikut dengannya?
Dan pada Penguasa Laut, ini aku perenang yang selalu mengikuti setiap arus Mu.
No comments:
Post a Comment