Yang Dipertuan Barat, cerdik dari kepala hingga ke jari kakinya,
mengajarkan pengertian tentang Tanah Air pada umat beragama.
Ia memikirkan pemusatan kekuasaan, sementara kalian dalam perpecahan
-- hentikan pembicaraan tentang Suriah, Palestina dan Iraq ini, kawan!
Jika kalian dapat membedakan baik dan buruk, maka
kalian takkan mengikatkan hati pada tanah, batu, dan bata.
Apakah agama? Ialah bangkit dari permukaan debu, sehingga jiwa yang murni dapat menjadi sadar akan dirinya sendiri!
Siapa yang telah mengatakan, "Tiada Tuhan selain Dia,"
tak dapat dipetakan dalam batas-batas tata peraturan yang berbatas ruang.
Batang rumput memang dari tanah, namun
ia membersitkan diri dari tanah itu; sungguh sayang bila jiwa yang murni itu mati di debu!
Meskipun insan berasal dari air dan tanah,
namun air dan tanah, bagai mawar ia menyerap warna dan getah,
sayang bila ia mengelana selamanya dalam air dan tanah ini,
sayang bila ia tak membumbung lebih tinggi dari kedudukan ini!
Raga berkata, "Pergilah ke debu jalan";
jiwa berkata, "Pandanglah dunia yang luas membentang!"
Insan yang berakal budi, jiwa tak dapat dipetakkan dalam batas-batas ruang;
insan yang bebas asing bagi segala belenggu dan antai pengekang,
insan yang bebas mencela bumi yang hitam, karena tak layak elang berlaku bagai tikus yang hina.
Setelempap bumi yang kalian beri nama tanah air,
apa yang dinamakan Mesir, Iran dan Yaman --
antara tanah air ini dan rakyatnya ada suatu hubungan dalam arti bahwa dari tanahnya suatu bangsa dilahirkan;
tetapi bila kalian pandang dengan cermat hubungan ini,
maka ketidakjelasan yang lebih lembut dari sehelai rambut akan kalian dapati.
Meskipun dari Timur matahari memancar,
menampakkan diri lantang dan terang, tanpa cadar,
namun baru kemudian ia menyala dan berkorbar dengan api dalam dirinya
ialah ketika ia melepaskan diri dari belenggu-belenggu Timur dan Barat yang mengikatnya;
mabuk dengan cerlang keagungan ia melesat lepas dari Timurnya
agar ia dapat menaklukkan segala ufuk di bawah pancaran sinarnya;
fitrahnya tak megenal Barat dan Timur,
meskipun menurut nisbahnya, benar ia Sang Timur.
(Kutipan dialog imajiner Afghani dalam Javid Namah oleh M. Iqbal)
No comments:
Post a Comment