Gadis Api itu menyala cerlang
Menari-nari senantiasa kesana kemari
Utara, timur, selatan, barat,
gelora gadis itu berkelana mengenal dunia
Membakar apapun yang ia temui,
tanaman, buku, bangunan dan bahkan jiwa manusia.
Dia pelajari setiap hal sampai ke abu-abunya.
Pemuda pohon asyik bermain dengan kelinci, burung, dan ulat
Kaki-kakinya terbenam dalam bumi
Termenung dan termangu yang ia bisa
Mana kenal dia dengan dunia yang terus berubah
Pikirannya hanya tentang sari-sari kehidupan yang diserap dari akar
Satu kesempatan mereka bertemu
Gadis api melintasi hutan tempat pemuda pohon berdiam
Pemuda melihat Gadis coba memamah ranting
"Hei jiwa yang bergelora di sana, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Pemuda Pohon
"Aku jiwa pengembara, mempelajari dunia adalah pekerjaanku" jawab Gadis Api
"Ini adalah hutan kebijaksanaan. Tidak ada yang bisa kau dapatkan dengan membakar"
"Apiku menyala-nyala. Tidak ada mahluk di bumi ini yang tidak mampu aku pelajari dengan membakar"
"Apakah sama abu dengan serat kayu? Apa jiwa dapat berbicara di tubuh yang hangus?"
"Apa yang bisa dilakukan api selain membakar?"
"Seperempat abad saya berkelana dan hanya menemukan ambisi"
"ular yang selalu ingin tampil cantik dengan mengganti kulit,
ulat yang menipu mata menjadi kupu-kupu
manusia yang menutupi jiwanya dengan harta dan emas"
Ucap Pemuda Pohon,
"Perubahan adalah suatu ketetapan,
bahkan batu yang hanya bisa diam mengalami siklus.
Jiwa pelakunya yang membedakan."
"Tapi tidak dengan kau? Diam di sana. Dari tunas sampai menjulang sekarang, kau tetaplah kayu"
Apa yang kau tahu tentang dunia dan ketamakannya?"
"Kami mungkin tidak mengenal angin perubahan, tapi kami tahu asas setiap kehidupan"
'"Kemari dan mendekatlah! Akan kutunjukkan kedamaian untukmu."
Pemuda Pohon mendekap Gadis Api
"Masuklah dalam setiap selku dan temukan jiwaku terdalam di bumi"
Saat Gadis Api menyelimuti Pemuda pohon,
Pemuda Pohon mengubur dirinya dalam bumi sampai tertutup semua batangnya.
Dalam perut bumi,
Dalam dekapan panas bara api,
Perpaduan mereka mencipta intan.
*G
Menari-nari senantiasa kesana kemari
Utara, timur, selatan, barat,
gelora gadis itu berkelana mengenal dunia
Membakar apapun yang ia temui,
tanaman, buku, bangunan dan bahkan jiwa manusia.
Dia pelajari setiap hal sampai ke abu-abunya.
Pemuda pohon asyik bermain dengan kelinci, burung, dan ulat
Kaki-kakinya terbenam dalam bumi
Termenung dan termangu yang ia bisa
Mana kenal dia dengan dunia yang terus berubah
Pikirannya hanya tentang sari-sari kehidupan yang diserap dari akar
Satu kesempatan mereka bertemu
Gadis api melintasi hutan tempat pemuda pohon berdiam
Pemuda melihat Gadis coba memamah ranting
"Hei jiwa yang bergelora di sana, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Pemuda Pohon
"Aku jiwa pengembara, mempelajari dunia adalah pekerjaanku" jawab Gadis Api
"Ini adalah hutan kebijaksanaan. Tidak ada yang bisa kau dapatkan dengan membakar"
"Apiku menyala-nyala. Tidak ada mahluk di bumi ini yang tidak mampu aku pelajari dengan membakar"
"Apakah sama abu dengan serat kayu? Apa jiwa dapat berbicara di tubuh yang hangus?"
"Apa yang bisa dilakukan api selain membakar?"
"Seperempat abad saya berkelana dan hanya menemukan ambisi"
"ular yang selalu ingin tampil cantik dengan mengganti kulit,
ulat yang menipu mata menjadi kupu-kupu
manusia yang menutupi jiwanya dengan harta dan emas"
Ucap Pemuda Pohon,
"Perubahan adalah suatu ketetapan,
bahkan batu yang hanya bisa diam mengalami siklus.
Jiwa pelakunya yang membedakan."
"Tapi tidak dengan kau? Diam di sana. Dari tunas sampai menjulang sekarang, kau tetaplah kayu"
Apa yang kau tahu tentang dunia dan ketamakannya?"
"Kami mungkin tidak mengenal angin perubahan, tapi kami tahu asas setiap kehidupan"
'"Kemari dan mendekatlah! Akan kutunjukkan kedamaian untukmu."
Pemuda Pohon mendekap Gadis Api
"Masuklah dalam setiap selku dan temukan jiwaku terdalam di bumi"
Saat Gadis Api menyelimuti Pemuda pohon,
Pemuda Pohon mengubur dirinya dalam bumi sampai tertutup semua batangnya.
Dalam perut bumi,
Dalam dekapan panas bara api,
Perpaduan mereka mencipta intan.
*G
2 comments:
Wahh, boleh nti kususul dg legenda bocah angin, xixixi..
hhh... mantablah klo bisa saling menstimulus.
Post a Comment