Ahad (2/12), bertempat di Jurang Manggu, saya mengikuti
bincang-bincang tentang keberlangsungan (Sustainability Talk) dengan dr.
Hassan Pedersan (Pengobatan Cina). Seorang praktisi bela diri, dokter
herbalis/penegobatan cina, environmentalist, dan lain-lainya sbg seorang
yg multi-talenta.
Perbincangan awal beliau membahas ttg krisis yang akan menimpa masyarakat. Dimulai dari krisis energi, krisis pangan, krisis air bersih, dan krisis saling-percaya antar individu di masyarakat. Saya pernah juga mendengar dari politisi, ekonom, aktivis kiri, ulama, dan budayawan ttg krisis akhir zaman yang akan menimpa manusia. Dengan skenario permulaan yang hampir sama, masing-masing memberikan jalan keluar yang berbeda. Sesuai dengan pemahaman mereka ttg realitas dan idealitas. Dr. Hassan memberikan saran bagi setiap individu dalam masyarakat untuk melakukan persiapan menghadapi krisis pada lebel individu dan keluarga. Persiapan yang amat dasar adalah:
1. Air dan Makanan
2. Obat-obatan
3. Keamanan - Bela diri
4. Tempat tinggal
Air dan makanan.
Beberapa perkenalan teknik sederhana yang dapat digunakan secara praktis menampung air dan menanam tumbuhan.
- Water Catchment, sekeliling atap diberi talang dan disalurkan ke satu tangki.
- Swail (betul gak ya tulisannya?), membuat gundukan tanah pada lahan miring untuk menampung air hujan yang turun di daerah yang miring, kemudian dibangun irigsi ke kebun yang kita miliki.
- Aquaponic, membangun kebun atau tanaman di atas akuarium atau kolam.
- Permaculture, satu sistem perkebunan/pertanian yang terpadu, yang melibatkan banyak elemen dan sumber (resources). Salah satu konsep pentingnya adalah redundancy system yakni satu kebutuhan/needs harus dapat dipenuhi oleh berbagai sumber, dan satu sumber dimanfaatkan untuk beberapa kebutuhan. Misal, protein sbg kebutuhan dapat dipenuhi oleh telur ayam dan kacang-kacangan. Ayam sebagai sumber protein juga dapat menghasilkan produk yg bisa dimanfaatkan seperti bulu, daging, kompos, dll.
Keamanan - Bela diri
Beliau menunjukkan beberapa teknik pertanan diri tangan kosong, senjata tajam, sikat gigi, gesper, dan tongkat eskrima. Beberapa prinsip yang tercatat saya yakni, everybody who can walk should learn how to fight, jangan berada di situasi berbahaya (kriminal); kalaupun sdg berada dalam tempat bahaya, usahakan utk tidak terlihat; gunakan desepsi atau distraksi untuk mengalihkan perhatian lawan.
Tempat tinggal
Rumah adalah tempat berlindung terakhir kita. Maka rumah harus dapat menjadi benteng yang semua kebutuhan kita terpenuhi. Semua persiapan di atas dapat dilakukan di lingkungan rumah kita. Aquaponik dapat dilakukan di dalam rumah, permacultre di pekarangan, dan bela diri menjadi satu aktivtas belajar setiap anggota keluarga. Beliau mengenalkan satu sistem rumah earthbag building. Bata diganti dengan kantong beras berisi pasir atau tanah kemudian disusun melingkar seperti rumah eskimo. Kreasi bentuk rumah earthbag bisa dilihat di google. Beberapa manfaat earthbag system (googling_forgot) tahan banjir, tsunami, lahar, dan longsor. Bahan bangunannya jauh lebih (kantong tanah) dan lebih adem dibandingkan semen.
Pembicaraan "formil" selesai pukul 17.00 sore hari. Sedianya, kami akan berlanjut ke Ace Hardware untuk ditunjukkan langsung alat-alat dan trik penggunaannya untuk membuat bearagam pembahasan di atas. Namun apa daya, rumah pertemuan kami berada di komplek yang mudah tergenang banjir. Jadilah kami menyambung dngn pembicaraan santai ttg beragam tema yang akan ditanggapi oleh dr. Hassan dengan amat memuaskan seperti ttg makanan, komputer, pendalaman materi, kesehatan, dll.
Thanks Mr. Hassan who gave us many knowledge and shared your precious experience to us. But a day was not enough. Malang, here I come. Let's act to the better life!
Perbincangan awal beliau membahas ttg krisis yang akan menimpa masyarakat. Dimulai dari krisis energi, krisis pangan, krisis air bersih, dan krisis saling-percaya antar individu di masyarakat. Saya pernah juga mendengar dari politisi, ekonom, aktivis kiri, ulama, dan budayawan ttg krisis akhir zaman yang akan menimpa manusia. Dengan skenario permulaan yang hampir sama, masing-masing memberikan jalan keluar yang berbeda. Sesuai dengan pemahaman mereka ttg realitas dan idealitas. Dr. Hassan memberikan saran bagi setiap individu dalam masyarakat untuk melakukan persiapan menghadapi krisis pada lebel individu dan keluarga. Persiapan yang amat dasar adalah:
1. Air dan Makanan
2. Obat-obatan
3. Keamanan - Bela diri
4. Tempat tinggal
Air dan makanan.
Beberapa perkenalan teknik sederhana yang dapat digunakan secara praktis menampung air dan menanam tumbuhan.
- Water Catchment, sekeliling atap diberi talang dan disalurkan ke satu tangki.
- Swail (betul gak ya tulisannya?), membuat gundukan tanah pada lahan miring untuk menampung air hujan yang turun di daerah yang miring, kemudian dibangun irigsi ke kebun yang kita miliki.
- Aquaponic, membangun kebun atau tanaman di atas akuarium atau kolam.
- Permaculture, satu sistem perkebunan/pertanian yang terpadu, yang melibatkan banyak elemen dan sumber (resources). Salah satu konsep pentingnya adalah redundancy system yakni satu kebutuhan/needs harus dapat dipenuhi oleh berbagai sumber, dan satu sumber dimanfaatkan untuk beberapa kebutuhan. Misal, protein sbg kebutuhan dapat dipenuhi oleh telur ayam dan kacang-kacangan. Ayam sebagai sumber protein juga dapat menghasilkan produk yg bisa dimanfaatkan seperti bulu, daging, kompos, dll.
Keamanan - Bela diri
Beliau menunjukkan beberapa teknik pertanan diri tangan kosong, senjata tajam, sikat gigi, gesper, dan tongkat eskrima. Beberapa prinsip yang tercatat saya yakni, everybody who can walk should learn how to fight, jangan berada di situasi berbahaya (kriminal); kalaupun sdg berada dalam tempat bahaya, usahakan utk tidak terlihat; gunakan desepsi atau distraksi untuk mengalihkan perhatian lawan.
Tempat tinggal
Rumah adalah tempat berlindung terakhir kita. Maka rumah harus dapat menjadi benteng yang semua kebutuhan kita terpenuhi. Semua persiapan di atas dapat dilakukan di lingkungan rumah kita. Aquaponik dapat dilakukan di dalam rumah, permacultre di pekarangan, dan bela diri menjadi satu aktivtas belajar setiap anggota keluarga. Beliau mengenalkan satu sistem rumah earthbag building. Bata diganti dengan kantong beras berisi pasir atau tanah kemudian disusun melingkar seperti rumah eskimo. Kreasi bentuk rumah earthbag bisa dilihat di google. Beberapa manfaat earthbag system (googling_forgot) tahan banjir, tsunami, lahar, dan longsor. Bahan bangunannya jauh lebih (kantong tanah) dan lebih adem dibandingkan semen.
Pembicaraan "formil" selesai pukul 17.00 sore hari. Sedianya, kami akan berlanjut ke Ace Hardware untuk ditunjukkan langsung alat-alat dan trik penggunaannya untuk membuat bearagam pembahasan di atas. Namun apa daya, rumah pertemuan kami berada di komplek yang mudah tergenang banjir. Jadilah kami menyambung dngn pembicaraan santai ttg beragam tema yang akan ditanggapi oleh dr. Hassan dengan amat memuaskan seperti ttg makanan, komputer, pendalaman materi, kesehatan, dll.
Thanks Mr. Hassan who gave us many knowledge and shared your precious experience to us. But a day was not enough. Malang, here I come. Let's act to the better life!
No comments:
Post a Comment