Jalan Cinta
Jalan cinta bukan senda gurau dan tawa, melainkan ratap kesedihan. Anggurnya adalah air mata yang bercucuran. Hati para pecinta selalu merindu kehadiran kekasih. Setiap saat ia dirundung cemas, apa yang sedang dipikirkan kekasih? apakah kekasih senang dengan persembahannya? apa kekasih menerima pemohonan maafnya?
Pernahkah kau mendengar bagaimana manusia dari Hijaz terus menangis memohon kebahagiaan ummatnya, sampai ajal menjemput.
Elang
Panjat tebing curam berbatu itu, capai cintamu yang tersimpan hangat dalam dekap elang, pada sarang yang hanya bergantung pada kasihan Tuhan. Rengguk kewibawaan elang. Jadilah kamu seumpamanya. Terbang di luas cakrawala dengan dua sayap kokohmu. Sayap kiri adalah ketakuta dan kecemasan, sayap kanan adalah optimisme dan harapan. Dan terbanglah kemana cinta itu memanggil.
Pun jika kamu gagal, laut siap menerima badan pasrahmu. Satu-satunya alasan mengapa sungai, kali, dan danau memuja laut adalah karena kepasrahannya berada di tempat paling rendah.
Dunia
Dunia adalah hewan buruan, hanyalah permainan bagi kuku-kuku elang. Dunia adalah batu asahan, hantam dngan pedangmu supaya tajam. Cinta membuat bukit Thursina hanya debu. Perbandingan cinta dengan pengetahuan seperti matahari dan lampu jalan. Matahari menerangi seluruh alam dan lampu hanya menerangi jalan-jalanmu.
Dunia hanya penjara bagi para pecinta. Miskinmu jadikan kaya dengan harapan. Dunia hanya debu dan tanah, tapi hatimu tempat besemayam yang Maha Meliputi.
No comments:
Post a Comment