Selasa sore menjelang malam Perguruan Wushu Gerak Naga Gunadarma seperti biasa melakukan latihan rutin di kampus G Kelapa Dua. Namun ada yang berbeda dalam obrolan setelah latihan pada Selasa 15 Mei lalu. Putra, ketua wushu gerak naga, menceritakan dirinya dua minggu lalu pernah dijebak oleh anggota NII KW9 masuk ke dalam proses indoktrinasi melalui cara diskusi.
Pada awalnya Putra tidak curiga karena RO (inisial) mahasiswa D3 Gunadarma, mengajak Putra untuk bertemu dengan temannya yang tertarik mempelajari bela diri Wushu. Alih-alih membicarakan wushu, teman RO malah membelokkan pembicaraan ke realitas masyarakat di
Keganjilan yang Putra rasakan, 'masak ngomong melulu pake dalil Al-Quran yang terjemahannya aja, cuma sepotong-sepotong lagi'.
Putra bukan satu-satunya yang pernah dijebak oleh anggota NII KW9. Maldalias, anggota wushu lainnya dan satu dari banyak mahasiswa Gunadarma, juga pernah merasakan percobaan indoktrinasi oleh NII KW9 dengan cara yang kurang lebih sama.
Malang bagi RO, tanpa sengaja malam itu RO melintasi tempat latihan, tepat saat Anak-anak wushu sedang saling tukar cerita tentang NII KW9. RO ditarik kehadapan yang saat itu ada empat orang. Putra, Fajar, Maldalias, dan Reza. ‘Lagi nyari mangsa lagi lo ya?’ Putra mengawali interograsi. ‘Berapa orang yang dah lo ajak?’ ‘Setoran lo setiap bulan berapa?’ ‘Siapa pimpinan lo? ‘dimana markas lo sekarang?’ berondong pertanyaan dari anggota wushu. Terus mengelak, merasa bodoh, RO tidak mengakui tuduhan-tuduhan yang dilontarkan anggota wushu. Tapi RO tidak bisa mengelak lagi ketika pimpinannya menelpon dalam rangka koordinasi namun diangkat oleh Reza. Dan di dalam tasnya juga ditemukan catatan-catatan yang berisi materi doktri NII KW9 dan daftar mahasiswa yang menjadi target perekrutan NII KW9. Melihat dokumentasi yang banyak mencantumkan nama-nama yang menjadi target perekrutan NII KW9, Wushu gunadarma merasa perlu untuk mendapatkan daftar anggota NII KW9 aktif yang ada di Gunadarma. Pukul 21.00, RO oleh para pendekar wushu diminta mengantarkan ke markas NII KW9. Lokasi markas tersebut berada di Gg. Kancil RT 14/02 Lenteng Agung. Sebuah rumah kontrakan yang berkedok sebagai pusat bimbingan belajar. Sesampainya disana, kami langsung meminta masuk kepada anggota NII KW9 yang sedang berada di Markas, ‘di sini markas NII KW9 khan? Kami mo masuk untuk ambil dokumen daftar nama anggota NII KW9’. Mengelak dan tidak bisa menerima, HA anggota NII KW9 yang mmbukakan pintu, bersilat lidah, tidak lama kemudian mengajak silat sungguhan. Tentu saja tawaran ini dilayani oleh anggota wushu. Keributan tersebut diketahui juga oleh salah satu warga, yang kemudian melerai perkelahian. Kedatangan warga dimanfaatkan anggota wushu untuk melibatkan lebih banyak pihak untuk membongkar markas NII KW9 tersebut. Pukul 21.30, Fajar menjelaskan ke rumah ketua RT. Reza menerangkan ke rumah Ketua RW. Sedangkan, putra dan Maldalias bersama wara setempat mengawasi aktivitas rumah tersebut. Tak lama kemudian Badan Bina Masyarakat (Babinsa) dari Koramil datang. Pertama kali yang dilakukan Pak Eko aparat dari Babinsa meminta kejelasan laporan dari anggota Wushu. Diakhiri dengan ucapan beliau ‘saya menaruh apresiasi besar buat adik-adik, kalian ini sudah berani membela Negara’. Anggota wushu, masyarakat dan koramil menggrebek rumah tersebut bersama-bersama. Masyarakat sekitar melihat ada dua orang yang keluar berlari dari rumah tersebut. Setelah melakukan penyisiran, satu orang tertangkap dan yang lain terlepas. Penggeledahan rumah menunggu kedatangan para aparat dari Koramil dan Kodim yang baru datang pada pukul 23.00. Petugas polisi dari polsek timbul baru datang dini hari pukul 02-an. Sebagai saksi pelapor, anak-anak wushu terpaksa harus bersabar untuk bisa pulang menunggu proses ke kepolisian selesai. Dari penyelidikan lebih lanjut pada malam tersebut, tertangkap 7 anggota NII KW9, 3 unit komputer, dan 5 kardus dokumen-dokumen NII KW9. Dokumen NII KW9 yang ada, buku undang-undang NII, majalah-majalah Al-Zaytun (pesantren termegah di Indramayu), buku tahunan dari beberapa SMA, sejumlah buku catatan, banyak poto kopian identitas diri, dan ‘lembar-lembar negara’ seperti: catatan keluar-masuk keuangan, daftar anggota, materi doktrin, dan bukti-bukti pembayaran. Dari dokumen-dokumen yang ada tercatat jumlah anggota aktif dalam markas tersebut berkisar 20an orang, 7 diantaranya berketerangan sebagai mahasiswa Gunadarma. Menurut Taufik Hidayat dari tim investigasi LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) yang datang ke lokasi, markas tersebut setingkat kelurahan. Idariah atau kode daerah 935607 menunjukkan malja (sebutan markas bagi NII KW9) tersebut berada di kabupaten Pasar minggu. Daftar anggota menunjukkan terdapat 20an anggota aktif, 7 diantaranya tertulis adalah mahasiswa Gunadarma. Sedikitnya anggota dalam markas tersebut jangan membuat kita merasa terbebas. Menurut Sukanto, ketua aliansi mahasiswa korban NII KW9, wilayah pasar minggu (9356) mempunyai anggota yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan wilayah cilandak (9322) yang mempunyai anggota aktif paling besar berasal dari kalangan mahasiswa. Menurut Reza, anggota wushu yang juga tergabung dalam aliansi mahasiswa korban NII KW9, ada beberapa hal yang menyebabkan kita harus selalu waspada terhadap kelompok NII KW9. Pertama, mereka tidak berterus terang dalam mendakwahkan ajaran (baca: doktrin) mereka, mereka menjebak target untuk indoktrinasi dengan berbohong mengajak diskusi dengan tema yang target senangi. Hal ini menyebabkan, orang bisa kurang persiapan dalam menangkis doktrin NII KW9 yang sesat. Kedua, pekerjaan anggota NII KW9 sehari-hari dari pagi hingga malam hanya berkutat pada perekrutan orang. Sehinga walaupun anggota mereka sedikit tetapi berdampak massif bagi orang disekitar anggota NII KW9. Namun hal ini jangan membuat masyarakat dan mahasiswa takut untuk belajar Islam. Justru karena kurang belajar Islam yang menyebabkan orang jatuh dalam sesat pikir. ‘Ajaran dan metode dakwah mereka (NII KW9) sangat berbeda dengan yang lain sehingga bagi siapapun yang mempunyai dasar belajar Islam dapat membedakan bahwa kelompok NII KW9 sesat’ kata Fajar yang biasa dipanggil Pak Haji oleh kawannya. Perlu dicatat disini, pembagian wilayah tidak membatasi anggota NII KW9 untuk mencari calon anggota terbatas di wilayahnya, namun ini hanya pada persoalan administrasi saja. Sedangkan wilayah target tidak terbatas. Semua anggota NII KW9 dan barang bukti dibawa ke Polsek Timbul. Anggota Wushu juga diminta ke polsek untuk dimintai keterangan. Wawancara pengisian BAP baru selesai pukul 05.30 pagi. Setelah itu pulang. Petualangan pendekar wushu tidak sampai disitu saja. Sore hari mereka diminta untuk ke Polres Jakarta Selatan di Blok A. Sehabis Isya, Putra, Fajar, dan Reza bersama Bapak Taufik Hidayat dari LPPI bertemu dengan pihak kepolisian terkait. Setelah beberapa lama memberi keterangan dengan ajudan. Kami menghadap ke Kepala Satuan Intelejen Keamanan Polres Jakarta Selatan.. Mendengar pembicaraan serius antara Pak Taufik dengan Pak Kasat, memahamkan kami bahwa perlawanan menghadapi NII KW9 adalah perlawanan yang panjang dan pelik. Banyak pihak yang berkepentingan dalam melindungi kelompok NII KW9. Temuan nama-nama anggota aktif NII KW9 ditindaklanjuti secara mandiri (tanpa polisi) dengan melaporkan anggota NII KW9 kepada orang tuanya masing-masing dengan bantuan pihak universitasnya. Dari pengalaman aksi counter strike dari para mahasiswa yang tergabung dalam perguruan bela diri Wushu terhadap kelompok NII KW9, menunjukkan bahwa perlawanan NII KW9 harus dilakukan mulai dari diri sendiri bersama komunitas (peer group) kita bersahabat. Jangan dulu phobia. Kita masing-masinglah yang bertanggung jawab pada diri sendiri dan teman disekitar kita. [posting pindahan dari blog lama, 20 Juni '07 ]
1 comment:
Semoga tulisan tersebut membuka cakrawala orang tua yang kehilangan anaknya karena terjebak NII KW 9
Salam,
Bahtiar
Mantan NII KW 9
bahtiar@gmai.com
HP. 08132 8484 289
http://niikw9.blogspot.com
Post a Comment