Friday, May 22, 2009

Menilik: Kelangkaan Sumber Daya Sebagai Persoalan Utama Ekonomi

Pada masa-masa Pemilu 2009 sekarang, ekonomi menjadi tema sentral dalam jargon-jargon kampanye. Berbeda dengan Pemilu 2004 yang lebih banyak berkisar tentang kharisma individu calon presiden (capres) dengan bernyanyi-nyanyi.

Capres SBY-Boediono mengusung ekonomi berkeadilan, Capres Mega-Pro mengangkat ekonomi kerakyatan, dan Capres JK-Win menamakan dengan ekonomi pro-rakyat. Mana yang baik?

Ketiga jargon tersebut yang diusung oleh para capres tampak sama saja dan saru, karena tidak ada yang mengaku menamakan dirinya sebagai ekonomi liberal ataupun ekonomi sosialis. Sehingga sering kita lihat dalam diskusi-diskusi di televisi, perdebatan yang tak pernah berujung antara ketiga kebijakan ekonomi yang diusung para capres.

Memang pada prakteknya kedua mazhab ekonomi itu – ekonomi liberal ala Adam Smith ataupun ekonomi sosialis ala Karl Marx – tidak ada yang benar-benar secara murni diamalkan oleh negara-negara di dunia. Telah terjadi pinjam-meminjami instrumen ekonomi.

Namun, baik ekonomi liberal ataupun ekonomi sosialis mendasarkan dirinya pada konsep kelangkaan sumber daya. Definisi dari ilmu ekonomi itu sendiri adalah penyelidikan tentang bagaimana masyarakat mengatur kelangkaan sumber daya (resources) (Mankiw, 2006). Jika ekonomi liberal membebaskan setiap individu dan perusahaan (yang disamakan dengan individu) mengelola dan memiliki sumber daya, sebaliknya ekonomi sosialis menyerahkan pengaturan sumber daya kepada negara.

Dari kelangkaan sumber daya ini, para ekonom meninjau bagaimana masyarakat mengambil keputusan mengenai berapa banyak mereka bekerja, apa yang mereka beli, berapa banyak yang mereka tabung, dan berapa yang akan mereka investasikan. Dalam pendekatan ini, manusia adalah orang yang selalu ketakutan akan makan dan pakaian pada esok hari. Segala aktivitas manusia hanya ditujukan pada berebut-rebut kelangkaan sumber daya.

Pandangan bahwa sumber daya adalah langka, sungguh tidak dapat diterima oleh keyakinan Islam. Karena Tuhan, yang menciptakan manusia dan seluruh alam, telah menjamin rezeki kepada tiap-tiap mahluk ciptaan-Nya. Dalam banyak ayat Allah berfirman a.l.:

”Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (Q.S. Al-Furqon: 2)

”Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah"” (Qs. Saba’: 24)

”Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah” (Qs. Al-Nisa’: 40)

Ketika manusia meyakini bahwa dirinya ada yang menjamin tentang masalah rezeki, usaha-usaha dalam dirinya dapat diberikan pada tempat yang lebih mulia. Mencari makan bukan untuk memenuhi perut yang lapar an sich, namun mencari makan untuk dapat menegakkan punggungnya untuk mengabdi kepada Tuhan. Menjalankan bisnis bukan untuk menumpuk kekayaan guna mengikuti gaya hidup, melainkan mengumpulkan kekayaan untuk dapat memberikan bantuan sosial.

Kelangkaan sumber daya juga dapat dilihat sebagai hasil dari kebutuhan yang timbul dari keserakahan manusia yang tidak pernah puas atas segala sumber daya yang telah didapat. Maka persoalannya bukan pada sumber daya yang telah disediakan oleh Tuhan secara tepat menurut kadarnya melainkan ketamakan yang telah menguasai pikiran dan tindakan manusia.

Dari pemenuhan kebutuhan yang tidak akan pernah terpuaskan, lahir bentuk-bentuk alat pemenuhan kebutuhan yang berlapis-lapis dengan ragam istilah, primer, sekunder, tersier, lux, VIP, dan VVIP. Kehidupan tersebut mengandaikan bahwa manusia paling mulia adalah orang yang dapat memiliki alat pemenuhan teratas.

Apakah benar itu yang dibutuhkan manusia? Atau itu hanya keserakahan manusia?

Menurut Siddiqi (1991), kebutuhan-kebutuhan yang sempurna menurut Islam dapat diringkas sebagai berikut:

  1. Memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara sederhana
  2. Memenuhi kebutuhan keluarga
  3. Memenuhi kebutuhan jangka panjang
  4. Menyediakan bekal untuk kebutuhan keluarga yang ditinggalkan
  5. Memberikan bantuan sosial dan sumbangan kepada jalan Allah.

Tujuan-tujuan pemenuhan kebutuhan tersebut bukan hanya diperbolehkan dalam Islam, bahkan dianjurkan, sebagian dapat menjadi wajib pada kondisi dan situasi tertentu

Setiap orang yang secara berlebih-lebihan menggunakan sumber daya, dia telah mengambil hak manusia lain untuk menggunakan sumber daya yang dibutuhkan.

”Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu (kikir) pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros) karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (Qs. Al-Israa’: 29)

”Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (Qs. Al-Nisa’: 79)

Oleh itu, pembahasan bentuk sistem dan instrumen ekonomi yang benar dalam Islam, perlu untuk memperhatikan tujuan dan pandangan hidup yang benar dalam Islam. Karena amal perbuatan yang benar secara syariat jika tidak dilakukan dengan semangat dan tujuan yang benar tidak dapat dikatakan benar menurut Allah swt.

Pada setiap bangunan yang megah, sesungguhnya terdapat pondasi yang kokoh sebagai tempat berpijaknya. Ekonomi sebagai satu aspek dari banyak aspek dalam bangunan peradaban Islam, dalam pengembangannya memerlukan pondasi yang kokoh yakni pandangan hidup Islam yang lahir dari Iman dan Ilmu yang bersandarkan pada wahyu. Dengan pandangan hidup Islam juga muslimin seharusnya memilih calon presiden.



Senarai Pustaka:
Mankiw, G. (2006). Principles of Economics 4th ed. Ohio: South-Western College Pub.
Siddiqi, M.N. (1991). Kegiatan Ekonomi Dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Monday, May 18, 2009

Kata Pengantar dan Ucapan Terima kasih

Skripsi ini merupakan satu dari sedikit skripsi tentang manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Aspek MSDM yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini adalah kepemimpinan, manajemen perubahan, dan budaya organisasi. Dari setiap atau bauran dari ketiga aspek ini, banyak penelitian dalam bentuk skripsi dan tesis yang telah dilakukan. Penulis mengambil bagian kecil dari aspek yang belum dibahas dalam karya akhir di lingkungan sivitas akademika Universitas Indonesia, dengan pertanyaan penelitian, “apakah terdapat hubungan antara persepsi bawahan terhadap perilaku kepemimpinan atasan dengan sikap terhadap perubahan budaya organisasi?”

Skripsi ini adalah usaha penulis memberikan sedikit sumbangan intelektual atas perkembangan disiplin ilmu manajemen konsentrasi sumber daya manusia. Atas kekurangan yang terdapat didalamnya menjadi koreksi bagi penulis dan ceruk perbaikan bagi penelitian selanjutnya.

Selanjutnya, rasa syukur dan puji penulis panjatkan kepada Dzat Mahakuasa, Seru Sekalian Alam, Allah swt., yang telah dan pada setiap saat ‘ini’ memberikan penulis hidup, kehendak, dan kemampuan berpikir, dalam bimbingan cahaya kesempurnaan kekasih-Nya, mahluk yang dengan cahayanya semesta diciptakan, Muhammad saw. Semoga doa dan salam Allah atasmu dan keluarga.

Dalam setiap helai kelopak bunga dan semerbak wangi yang dipancarkan olehnya, penulis haturkan terima kasih kepada Ibunda Hikmawati, Ibu, yang telah memberikan penulis hidup, menegakkan punggung, melangkahkan kaki, menampung setiap keluh-kesah untuk kemudian menggantikannya dengan kasih sayang, yang rela menebus dirinya dengan kepayahan dan air mata sehingga penulis dapat tegap menelusuri jalan kehidupan, mampu pongah terhadap muslihat dunia, dan mencoba teguh berpegang pada kebenaran. Dan kepada Ayahanda Afrin, Ayah, atas kepercayaan penuh yang diberikan kepada penulis sebagai “anak sejati”. Semoga ananda dapat mempersembahkan yang terbaik kepada Ayah dan Ibu.

Skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan dan dukungan oleh pembimbing skrispi yang telah memberikan arah dan pencerahan dalam pengerjaan skripsi ini, Mone Stepanus Andrias, S.E., M.Psi.T., untuk itu penulis sampaikan terima kasih banyak kepada beliau. Demikan juga kepada para dosen penguji sidang, dan dosen-dosen FEUI yang telah mengajarkan kepada penulis disiplin ilmu ekonomi dan manajemen. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Mas Adjie untuk segala bantuan dan informasi yang diberikannya dengan sepenuh hati.

Kepada kakak ipar penulis, Mohammad Noer, S.E., terima kasih banyak telah memberi jalan ke obyek penelitian dan dukungan besar yang diberikan kepada penulis, sebagai ngarai yang membawakan sungai untuk kehidupan seiringannya. Terima kasih juga kepada pihak PT. XYZ, Pak Irwan, dan Pak Budi Santoso yang telah sangat membantu dalam menyebarkan kuesioner.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh keluarga penulis, Kakak Nurul dan banyak anaknya, Alfath, Aslam dan Halim, Bang Obon dan Isteri, dan Dian adik tersayang.

Penulis turut sampaikan terima kasih banyak kepada kawan-kawan yang telah memberikan hadiah terbaik semasa kuliah berupa makna dan bahagia yang penulis temui selama kuliah, baik kawan yang dihubungkan oleh tali organisasi dan fakultas maupun kawan yang terikat erat tali hati antarpribadi.

1. Kawan-kawan Etos Jakarta, Sapii, Ivan, Insan, Sowam, Fauzan, dan semua etoser yang tidak dapat disebut satu per satu. Demikian juga untuk para pengurus Dompet Dhuafa Republika, Pak Veldy dkk., yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk dapat menjadi insan mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.

2. Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) eka prasetya UI, kelompok suka menggosip (KSM), kawan-kawan peneliti, penulis, dan pengkaji fenomena politik, sosial dan budaya dengan teori-teori kompleks dari scholastic s.d. postmo, namun gagal menyelesaikan persoalan jomblo massal yang ada di dalam kelompoknya sendiri. Babaw sebagai tempat curhat masalah SPSS, Krisjul, Herman, Anny, dan special thanks untuk Dyah yang terus memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

3. Bang Taufik dan Bang Sukanto yang penuh semangat dan terus aktif di SIKAT dan Aliansi Mahasasiwa untuk mengembalikan orang yang tersesat dan membasmi gerakan-gerakan sesat-menyesatkan. Terima kasih sudah mengajak penulis ikut dalam tim elit, keluar-masuk kampus, malja, dan markas.

4. Para anggota, pengurus, dan pelatih perguruan Wushu Gerak Naga, Fajar, Puteri, Kak Ahmad, dan Ias sebagai rekan bertarung abadi. Xiexie atas medali emas yang telah penulis dapatkan. Demikan juga untuk adik-adik seperguruan penulis di UI, Nurul, Rhani, Sigit, dan Didi yang sudah terlalu senior untuk dibilang adik, tetap semangat semua, Insya Allah kita bisa mendirikan wushu di UI.

5. Organisasi di penghujung kuliah, penghulu aktivitas aktivisme, pemikiran, dakwah dan canda, Komunitas Nuun dan/atau Depok Islamic Study Circle (DISC) yang dikawal oleh Ridho, Shubhi, Rijal, Faun, Arief, dan Firman yang betah berdiskusi memamah remah pemikiran para sarjana muslim dan menyingkap pandangan hidup Barat, sampai semua pedagang Kansas tutup, tukang sekoteng pulang keliling, dan tetangga sebelah pemilik bunga menegur. Semoga apa yang kita lakukan, pondasi ilmu yang kita pupuk, diatasnya dapat berdiri bangunan peradaban Islam.

6. Semua kawan-kawan kuliah, rushli, lukman, dwi, dan Agus serta kawan-kawan lainnya yang tergabung dalam HMI Komisariat FEUI, yang telah menjadi teman bermain dan berdiskusi materi kuliah.

Akhir kata,

“Adabanirobbi fa-ahsana ta’dibi”

Hamba diberi pendidikan (adab) oleh Rabbku, maka Dia menjadikan adab (pendidikan)-ku yang terbaik.

Menjadi hutang bagi penulis kepada Allah SWT

menjadi manusia yang baik


.

Jakarta, 13 April 2009

Penulis,


Reza Baizuri

Thursday, May 14, 2009

Puisi Buya Hamka untuk Pak Natsir

Kepada Saudaraku M. Natsir
Meskipun bersilang keris di leher
Berkilat pedang di hadapan matamu
Namun yang benar kau sebut juga benar
Cita Muhammad biarlah lahir
Bongkar apinya sampai bertemu
Hidangkan di atas persada nusa
Jibril berdiri sebelah kananmu
Mikail berdiri sebelah kiri
Lindungan Ilahi memberimu tenaga
Suka dan duka kita hadapi
Suaramu wahai Natsir, suara kaum - mu
Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi
Ini berjuta kawan sepaham
Hidup dan mati bersama -sama
Untuk menuntut Ridha Ilahi
Dan aku pun masukkan
Dalam daftarmu …….!

Saya juga, tolong masukkan ke daftar itu …….!