Tuesday, June 14, 2022

Postpandemic Era

There is nothing new under the sun

Pandemi lalu, pandemi kini, dan pandemi besok. Pandemi tetap ada dan berulang. Untuk berpikir bahwa kita telah memasuki era postpandemic itu salah besar. 

Tubuh manusia masih sama seperti manusia sebelum masehi. Akal manusia sama ditiupkan pada satu tiupan yang sama. Lantas mengapa mengaku sebagai orang modern kekinian jika kehidupan kita semakin rentan? 

Menjaga kebersihan, keseimbangan hidup kerja, keluarga dan kawan, menjaga jarak adalah hal biasa dilakukan orang sejak dulu. Bahkan ada yang tidak dimiliki orang yang terkini dengan yang terdahulu. Dimensi ruhani dalam setiap aspek itu. 

Menjaga kebersihan bukan hanya badan dengan mandi dan cuci tangan plus beragam macam sabun. Bersih hati dan pikiran dari menjelekkan orang karena kita lebih jelek, berburuk sangka karena bisa jadi ini yang terbaik, merasa kurang dan nafsu serakah ingin mencoba semua kenikmatan dunia. 

Keseimbangan hidup (work life balance) yang dijaga karena kita merasakan hidup bukan hanya sama kerjaan atau rekan kerja tapi ada anak keluarga yang butuh bersama, ada tetangga yang perlu perhatian, ada kerabat yag perlu dijaga. Semua itu menghabiskan atau mengurangi waktu ambisi dan main-main kita di luar.

Menjaga jarak untuk tidak ikut campur urusan orang lain, jaga jarak dari masalah, jaga jarak dengan nafsu dunia. 

Tiga hal tersebut bukan saja protokol kesehatan menghadapi pandemi tapi pprotokol kita hidup sendiri bersama bermasyarakat dunia akhirat. Dengan demikian pandemi hanya batu ganjalan yang perlu kita longkapi saat berjalan.


Wassalam

Friday, January 24, 2020

SAMPAHNOMICS

Cina merupakan tempat sampah bagi 50% lebih sampah plastik yang dihasilkan secara global seperti dari Amerika, Australia, dan Eropa, sebelum tahun 2018.  Jumlah sampah plastik yang diimpor Cina pada tahun 2016 mencapai 7 juta ton sampah plastik dan 28 juta ton sampah kertas.

Sampah-sampah plastik tersebut didaur ulang dan menjadi bahan baku produksi barang-barang bernilai ekonomi tinggi yang siap diekspor oleh Cina. Everything made in China. Banyak pekerja dan daerah pengolahan sampah di Cina mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Di balik pertumbuhan ekonomi yang tinggi, daerah-daerah pengolahan sampah mengalami penurunan kesehatan dan kerusakan lingkungan yang parah. Menurut United Nations Comtrade Database hanya 9% dari sampah plastik yang didaur ulang dan 12% lainnya dibakar. Sisanya ditimbun di tanah atau terbawa arus sungai ke lautan.

Nilai Sampah Plastik
Menurut Pak Nana, Asosiasi Bank Sampah Depok, ada 45 jenis sampah daur ulang yang bernilai ekonomis dan sebagian besarnya ada di lingkungan sekitar rumah. "Tutup galon/botol Rp. 3000, botol Rp. 3700, koran Rp. 2000, kantong kresek Rp. 300, bungkus mie, kopi dan botol semua ada nilainya." Harga per kilogram dan dapat berubah sesuai mekanisme pasar.

Kalau kita kumpulkan semua plastik dari jajan dan belanja kita setiap hari dalam sebulan dapat berapa? Cukup kan untuk token listrik di rumah.

Beliau mencatat ada 500 bank sampah di Depok dengan rata-rata pengolahan 300 kg per 2 pekan atau setara dengan kapasitas sebesar 10 ton/hari. Padahal produksi sampah di Depok mencapai 1300ton/hari dengan komposisi sampah organik 63,5%, anorganik recycle 26,7% dan yang tidak bisa didaur ulang 9,7%. Ini berarti, terdapat 337 ton sampah anorganik recycle yang belum tertangani.

Secara nasional, menurut kementrian perindustrian, industri pengolahan sampah plastik mempunyai  daya serap 3,36 juta pekerja dari sektor informal seperti pemulung dan pengepul, industri daur ulang memiliki nilai tambah sebesar Rp 10,575 triliun per tahun.

Tulisan di atas baru soal sampah anorganik. bagaimana soal sampah organik yang jumlahnya jauh lebih besar dari itu. Ayo bergerak bersama kita belajar pengolahan sampah dan terapkan zero-waste lifestyle di Mitigasi Bencana: Banjir dan Sampah.

Bergerak sekarang. Jangan sampai Indonesia dikenal oleh generasi ribuan tahun mendatang sebagai bangsa dengan beragam suku dan masakan khasnya dari artefak yang tertimbun berupa bungkus plastik mie instan aneka rasa.

unpublished

LAUTAN SAMPAH

Kota Depok menghasilkan sampah setiap hari sebanyak 1300 ton, Jakarta mencapai 7000 ton, kota yang lain? Menurut perkiraan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) , Indonesia pada tahun 2018 memproduksi sampah sebanyak 175.000 ton sampah setiap hari atau setara 64 juta ton sampah per tahun.

Pernah tidak berpikir bahwa berton-ton sampah yang setiap hari kita hasilkan tetapi tidak membuat penuh sampah area lingkungan kita?

Untuk bisa menjawab itu coba kita tengok kali dan sungai seusai hujan lebat atau banjir. Apa yang kita lihat di sana? sampah. Dan kemana ujung dari aliran kali dan sungai? Laut. Maka jawaban pertanyaan pertama adalah "Sampah itu menumpuk jadi pulau di lautan."

Menurut NASA, sudah terbentuk 5 "pulau sampah" di lautan hasil pemadatan 8 juta ton sampah setiap tahun yang terbuang ke lautan secara global.

Pulau sampah itu membawa dampak buruk kepada ekosistem lautan. Laut yang dilewati pulau sudah pasti mengandung banyak mikropartikel sampah yang bisa mengakibatkan kanker dan kematian pada mahluk hidup.

Selain sampah yang tidak tertangani itu, di setiap kota ada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Petugas kebersihan atau tukang sampah di lingkungan rumah kita akan membuang sampah di titik-titik TPS terdekat. Dari TPS tersebut dibawa ke TPA Cipayung.

TPA Cipayung sendiri kondisi saat ini sudah melebihi kapasitas. Hampir 1000 ton sampah setiap hari masuk ke TPA Cipayung. Saking tingginya gunung sampah di TPA Cipayung, saat hujan deras datang di awal tahun, longsor menyumbat Kali Pesanggrahan dan mengakibatkan 3 perumahan banjir.

Bagaimana seharusnya kita sebagai masyarakat depok, warga dunia, dan manusia, mengelola sampah yang kita hasilkan sendiri agar tidak menjadi bencana bagi alam dan manusia lainnya?

Sabtu, 25 Januari 2020, Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Depok, Sahabat Siap Selamat dan Komunitas Saung Abah akan membahas itu dalam Mitigasi Bencana: Banjir dan Sampah. Kuy gabung!

Unpublished

ULAR DAN KITA

Ular dalam banyak kesempatan sering digambarkan sebagai binatang mengerikan. Berbisa, bahaya, dan ilmu hitam suka dikaitkan dengan keberadaan ular. Bisa jadi benar, bisa jadi salah. Yang jelas kita percaya, Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

Tapi tahukah kamu kalau ular lebih banyak memberi manfaat ketimbang sosok yang digambarkan seram itu?

Pada bidang pertanian, ular bermanfaat sebagai pengendali hama tikus yang merusak tanaman petani. Di bidang lingkungan atau kebencanaan, keberadaan ular yang lari dari suatu kawasan bisa diartikan sebagai pertanda bahwa daerah tersebut akan terjadi suatu bencana. Di bidang kedokteran dan kesehatan, juga.

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan maraknya ular terlihat di sekitar lingkungan pemukiman? dan pertanda apa yang bisa kita ambil sebagai kewaspadaan?

Reynaldo, penggiat Komunitas Natrix regional Depok, akan bercerita banyak tentang pengalamannya berinteraksi dengan ular. Selama bulan Desember ini, Aldo bersama komunitasnya telah menerima 15 pengaduan warga tentang ular. Komunitas Natrix sendiri merupakan komunitas penggemar ular dengan kegiatan edukasi, atraksi dan interaksi ke tengah masyarakat.

Sabtu, 28 Desember 2019, Aldo akan memberikan edukasi tentang ular, karakteristiknya, bagaimana menjaga lingkungan sekitar rumah agar aman dari ular, apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan saat ular ada dihadapan. Dan apa hubungannya fenomena ular dengan sampah dan musim penghujaan saat ini. *Saatnya bertindak bersama, berdampak besar!* Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Depok, Perkumpulan Sahabat Siap Selamat dan Komunitas Natrix Regional Depok mengadakan edukasi *Mitigasi #Bencana#Banjir#Sampah, dan #Ular.* Sabtu, 28 Desember 2019, start at 09.00 am. Bring your own tumblr.

Daftar ke Kang Ibra 0856-1716-084

Dimuat di https://www.instagram.com/p/B6hirGiphhC/


DEPOK, JUMLAH PENDUDUK DAN SAMPAH YANG DIHASILKANNYA

Menurut BPS, pada tahun 2018, penduduk Kota Depok berjumlah 2.330.333 jiwa. Jumlah segitu, banyak atau sedikit? Kalau kita mundur sampai di tahun 2013, Depok cuma berpenduduk 1.962.160 jiwa. 

Itu artinya rata-rata setiap tahunnya, Depok menyambut lahir anak sebanyak 44.000 anak/tahun dan 28.000 pendatang/tahun

Dari jumlah penduduk sebegitu banyak, berapa jumlah sampah yang dihasilkan Depok?

Pada tahun 2018, Depok menghasilkan sampah mencapai 1.300 ton/hari dan ada sekitar 700-800 ton sampah dibuang ke TPA Cipayung. Ayo, orang Cipayung betul gak?! 

Menurut Laporan Pemantauan Lingkungan Hidup TPA #CipayungKota Depok tahun 2014, komposisi sampah yang dibuang di TPA terdiri dari 63.4% sampah #organik, 26.7%, anorganik #recyclable, 9.7% non-recyclable. Ironis ya, yang organik malah lebih banyak?! 

Penduduk yang banyak, sampah yang menumpuk, menyebabkan #ekosistem hewani di Depok terganggu. Salah satu dampaknya, penampakan ular yang sedang marak di beritakan. 

Nah, bagaimana tindakan kita menghadapi itu semua? *_Saatnya bertindak bersama, berdampak besar!_* 


dimuat di https://www*instagram*com/p/B6cJvWaJq_D/

ADA APA DENGAN BANJIR, SAMPAH, DAN ULAR?

#Depok kini, hampir setiap hari hujan. Musim hujan juga merupakan musim ular menetas, setelah sebelumnya menyimpan telur di sarangnya seperti sarang bekas tikus, tempat-tempat lembab, dan tumpukan sampah.

Udara yang lembab bisa berdampak pada kesehatan dan properti kita. Pengelolaan sampah dan saluran air menjadi prioritas agar tidak menjadi sumber penyakit atau sarang ular dan reptil lainnya. Kalau tiba-tiba bertemu ular, bagaimana?

Ular sebenarnya bukan musuh manusia. #Ular memiliki manfaat bagi ekosistem sebagai pengendali populasi tikus dan jenis binatang lain yang merupakan hama. Maka diperlukan pemahaman saat berhadapan dengan ular agar dapat terhindar dari bahaya dan mendapat manfaat darinya.

Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Depok, Perkumpulan Sahabat Siap Selamat dan Komunitas Natrix Regional Depok mengadakan edukasi *Mitigasi Bencana: #Banjir, Sampah, dan Ular*. Sabtu, 28 Desember 2019, start at 09.00 am. Bring your own tumblr.

Daftar ke Kang Ibra 0856-1716-084


dimuat di https://www*instagram*com/p/B6W9PdmpCPu

Siap Hadapi Banjir, Siswa Berlatih Perahu Karet


Depok (10/1), siswa-siswi kelas 2 s.d.5 SDIT Rahmaniyah berlatih kesiapsiagaan menggunakan perahu karet menghadapi bencana banjir yang mungkin terjadi saat musim penghujan ini.

Sebagai instruktur hadir para relawan yang tergabung dalam Sahabat Siap Selamat (SSS), BTB, dan Komunitas Ciliwung (Kancil) Depok yang memeragakan penggunaan peralatan penyelamatan saat banjir.

Menurut Kak Romy, pembina pramuka, menjelaskan, "Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pramuka yang dikaitkan dengan bencana yang sedang terjadi. Selain berlatih dengan para relawan yang terlatih, anak-anak juga kami himbau untuk berdonasi."

Kak Chris selaku instruktur mengingatkan, "Saat bencana di depan mata, jangan pernah mencoba untuk menolong sendiri orang yang sedang tenggelam tanpa menggunakan alat perlindungan diri yang memadai. Lempar pelampung untuk korban dan gunakan life jacket."

Pendidikan kebencanaan di sekolah merupakan amanat Permendikbud Nomor 33 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana. Ke depan diharapkan lebih banyak lagi sekolah yang menerapkan pendidikan kebencanaan untuk semua warga sekolah.

Dimuat di https://depokinteraktif*com/headline/2020/01/siap-hadapi-banjir-siswa-berlatih-perahu-karet.html

KATABA BANTU KORBAN BANJIR DENGAN PENDATAAN YANG BENAR

Jumat (3/1), Ibu-ibu relawan Keluarga Tanggap Bencana (Kataba) Kota Depok melakukan koordinasi dan pembekalan terkait pembuatan laporan kejadian (Sitrep) bencana di sekitar lingkungan warga.

Hujan yang terus mengguyur Depok pada Rabu (1/1) kemarin menyebabkan banjir dan longsor di banyak wilayah Depok. Berdasarkan informasi yang dihimpun relawan Kataba banyak pemukiman perumahan warga terdampak banjir.

Ibrahim, Ketua PRB Depok, "Kejadian Rabu kemarin mengingatkan kita bahwa bencana itu dekat dengan lingkungan kita. Aksi Ibu di lapangan perlu dibekali kemampuan membuat laporan kejadian yang benar agar bisa ditindaklanjuti oleh pihak berwenang."

Dalam acara tersebut hadir relawan Kataba dari perwakilan 8 kelurahan 6 kecamatan langsung dibimbing membuat laporan kejadian (situation report/sitrep) bencana oleh Christanto banyak berpengalaman di BASARNAS.

Siti Aminah, relawan dari Sukatani, "Banjir kemarin di RT 08/2 Sukatani mungkin tidak masuk ke perumahan tapi menutup banyak akses jalan. Kami mendapatkan pembekalan bagaimana kami dari masyarakat turun membantu yang terkena musibah"

Kataba Depok sebagai bagian dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kota Depok ke depan akan menggalakan bagaimana agar warga dapat menabung air melalui penanaman pohon dan lubang biopori, dan memilah sampah agar dapat meminimalisir dampak jika terjadi hujan berterusan lagi.

Dimuat di https://www*siarandepok*com/baca/20200103/latihan-sitrep-bencana-kataba-depok-siap-beri-informasi-valid-ke-pemkot.html/amp 

Public Speaking for Volunteers: Tingkatkan Kapasitas Relawan

Depok (27/05), untuk meningkatkan kemampuan relawan berbicara di depan umum, Perkumpulan Sahabat Siap Selamat bekerja sama BAZNAS Tanggap Bencana Kota Depok mengadakan pelatihan Public Speaking untuk para relawan lingkungan dan kemanusiaan Kota Depok, bertempat di Green Warrior Village, Kukusan, Depok.

"Kemampuan berbicara di depan umum wajib dimiliki oleh setiap relawan untuk dapat mengedukasi masyarakat soal pengurangan risiko bencana." ujar Christanto, Komandan BTB Depok. Hadir dalam pelatihan kader relawan lintas instansi seperti: relawan BAZNAS, Pekerja Sosial Kemensos, Tagana dan komunitas relawan lainnya. Kegiatan pelatihan ini didukung penuh oleh program CSR dari PRESENTAEDU selama bulan Ramadhan 1440H.

Public speaking adalah bentuk komunikasi individu kepada sekelompok pendengar yang sering kali menjadi momok orang banyak. Menurut survey yang dilakukan oleh Chapman University sebanyak 25,9% masyarakat Amerika paling takut dengan Public Speaking, lebih tinggi dari takut kepada hewan liar ataupun ketinggian.

"Mindset yang harus ditanam setiap pembicara adalah audiens ingin anda sukses karena mereka hadir untuk tahu dan belajar dari kita." Terang Muhammad Noer selaku trainer. "Takut dan gugup merupakan hal yang wajar dan dialami semua public speaker. Itu yang akan mendorong kita belajar dan mempersiapkan diri sebelum tampil berbicara di depan publik."

Lanjutnya, "Tujuan dari public speaking adalah untuk membuat paham, membuat yakin dan mengajak bertindak audiens. Kunci penguasaan Public Speaking adalah pembukaan yang menarik perhatian, isi materi yang runut dan penutup dengan pesan yang jelas."


Choirul, peserta dari relawan BSMI, "Adanya pelatihan ini sangat membantu guna membekali relawan untuk mengetahui bagaimana cara berkomunasi debgan baik secara personal kepada pada penyintas atau sesama relawan bahkan kepada masyarakat untuk memberitahukan informasi didaerah bencana. Narasumber dalam menyampaikan materi public speaking mampu mengemas secara sederhana tentang public speaking dengan cara memberikan teori diskusi dan praktek sehingga audiens merasa tertarik dan antusias"

Relawan yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan berani dan mampu berbicara di tengah masyarakat sebagai tindak lanjut deklarasi Keluarga Tanggap Bencana Kota Depok bulan lalu.

Dimuat di https://www*depoknews*id/public-speaking-for-volunteers-tingkatkan-kapasitas-relawan/

HKBN 2019, Depok Deklarasikan Keluarga Tanggap Bencana

Depok, sebanyak 210 peserta ibu-ibu dari berbagai kelurahan mendeklarasikan Kataba (Keluarga Tanggap Bencana) dalam kegiatan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, 26 April 2019, di Taman Kaldera, Jatijajar, Tapos.

Sebagaimana edaran  Kepala BNPB mengenai HKBN tahun ini mengangkat tema, "Peran Perempuan Menjadi Guru Siaga Bencana Rumah Menjadi Sekolahnya", Baznas Tanggap Bencana (BTB) Kota Depok, Dinas Damkar bersama Perkumpulan Sahabat Siap Selamat mengadakan peringatan HKB di Situ Jatijajar, Tapos, dengan melakukan edukasi pengurangan risiko bencana dan simulasi penanganan bencana kebakaran kepada ibu-ibu penggerak PKK.

Pak Gandara Budiana, Kadis Damkar, membuka, "Bencana yang sering terjadi di Kota Depok adalah kebakaran. Tahun 2018 telah terjadi 243 kebakaran. Artinya hampir setiap hari terjadi kebakaran di wilayah Kota Depok. Ibu sebagai orang yang paling sering di rumah harus bisa mengantisipasi jika suatu saat terjadi bencana."

Isi deklarasi Keluarga Tanggap Bencana tersebut: ”1) Mengenali potensi risiko bencana dengan memperhatikan penggunaan peralatan rumah tangga, kondisi lingkungan sekitar, dan informasi cuaca dan kebencanaan, 2) Membuat persiapan yang diperlukan menghadapi bencana, seperti jalur evakuasi, menyimpan nomor-nomor penting, dan tas siaga bencana, 3) Mengajarkan kesiapsiagaan bencana kepada anggota keluarga dan lingkungan sekitar dengan melakukan simulasi penanggulangan bencana secara berkala.

KH. Encep selaku ketua BAZNAS Kota Depok yang menaungi BTB menjelaskan, "BAZNAS mempunyai 5 pilar program salah satunya Depok Peduli yang fokus pada penanggulangan bencana dan kemanusian yang dijalankan oleh BTB. Komandan BTB 24 jam siap sedia menerima laporan masyarakat."

“Selain kebakaran rumah, Depok juga ada bencana sosial rumah tangga berupa perceraian sebanyak 3000-an kasus. Dengan zakat dan infak, sebagaimana dalam hadits, dapat menjauhkan kita dari bencana.” Lanjut beliau. 

Ibu Yanti dari kelurahan Mekarjaya menerangkan, “Acara yang sangat bagus dan merupakan pengalaman baru bagi kami, sehingga kami bisa menyampaikan lagi ke posyandu, PKK dan RT/RW. Penting sekali untuk dilakukan sosialisasi ke RW-RW.”

Taufik Ibrahim, ketua panitia acara dalam penutupannya,”Kita akan melanjutkan program ini ke RW dan kelurahan agar setiap keluarga dan masyarakat tanggap dan dapat melakukan pengurangan risiko bencana. Kenali ancamannya, kurangi risikonya.”

Dimuat di https://www*depoknews*id/hkbn-2019-depok-deklarasikan-keluarga-tanggap-bencana/

JSIT Siap Menerapkan Kurikulum Kebencanaan

Rapat koordinasi kepala sekolah yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Kota Depok, Rabu (30/03), salah satunya diisi oleh sosialisasi program BAZNAS Tanggap Bencana Kota Depok.

Setiawan Eko Nugroho, Waka 3 BAZNAS Depok, mengawali paparan, “BAZNAS sebagai badan resmi pemerintah untuk pengelolaan zakat memiliki program tanggap bencana karena orang yang terkena bencana secara drastis kehilangan penghidupannya.”

Sekolah sebagai salah satu pelayanan umum di mana terdapat banyak siswa dan guru wajib memberikan rasa aman kepada setiap warga sekolahnya sebagaimana amanat UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mengenai jaminan keamanan dan keselematan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan.

Ketua JSIT Kota Depok, Udin Sastranegara, S.Pd.I mengatakan, “Pendidikan tanggap bencana sangat penting bagi peserta didik karena bencana bisa terjadi kapan pun dan di mana pun sehingga dapat membawa dampak positif bagi kesiapan warga sekolah dan mampu membuat program preventif tanggap bencana.”

“Menurut riset, faktor yang dapat menyelamatkan jiwa saat bencana adalah diri sendiri 35% dan keluarga 31%, sedangkan tim SAR hanya 1,7%. Maka itu, setiap diri dan anggota keluarga harus mengerti dan siap tatkala bencana datang.” terang Taufik Ibrahim, Wakil Komandan BTB Kota Depok

Lanjutnya, “Coba bayangkan jika terjadi kebakaran atau gempa di sekolah Bapak/Ibu, bagaimana mobilisasi sekian banyak siswa yang ada di sekolah? Kuncinya ada di kenali ancamannya, kurangi risikonya.”

Tindak lanjut dari sosialisasi ini, “JSIT akan mendorong sekolah anggota JSIT untuk memiliki program edukasi tanggap bencana di sekolahnya masing-masing.” Ungkap Udin yang juga Kasek SDIT Al-Hikmah, Tapos.

Dimuat di https://www*depoknews*id/jsit-siap-menerapkan-kurikulum-kebencanaan/

Tanggap Bencana Kota Depok goes to School SMA Negeri 8 Depok

Jumat (20/02) BAZNAS Kota Depok mengadakan kegiatan edukasi pengurangan risiko bencana di SMA Negeri 8 Depok, Cilodong, dengan program bertajuk BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Kota Depok goes to School.

Ibu Eka Mustika, M.Pd selaku Wakasek Kesiswaan menyambut baik program BTB Goes To School, “SMA 8 Depok salah satu visinya berbudaya lingkungan jadi kami selalu mengadakan kegiatan di hari-hari peringatan lingkungan. Pada Hari Peduli Sampah Nasional 2019 ini kami mengadakan 3 kegiatan yakni lomba penanaman bibit, donor darah dan edukasi tanggap bencana oleh Baznas Depok.”

Mengawali kegiatan, Taufik Ibrahim, Wakil Komandan BTB Kota Depok menjelaskan “Bencana adalah sesuatu kejadian yang mengancam kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan nonalam.”

“Persiapan dalam menghadapi bencana setidaknya adalah mengenali tempat kita berada, mempersiapkan tas siaga yang berisi surat-surat penting dan bahan makanan minimal untuk 2 hari ke depan, mencatat nomor-nomor penting seperti Polisi-TNI, Damkar, PMI dan RS.” Ibrahim meneruskan.

Hujan lebat yang terjadi dalam pekan ini mengakibatkan longsor dan banjir di kecamatan beji, tapos, dan cilodong. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Depok tidak lepas dari ancaman bencana.

“Kemarin saya baru turun melakukan respon di Perum Tirta Mandala, Kec. Cilodong. Pasti ada adik-adik yang tinggal di situ kan? Inilah pentingnya diadakan edukasi PRB sejak dini.” Ungkap Reynaldo selaku relawan BTB Kota Depok di depan 350 siswa di lapangan.

Lanjutnya, “untuk menjadi relawan yang harus dimiliki oleh adik-adik utamanya adalah mental siap menghadapi segala kemungkinan, selain persiapan APD yang harus digunakan.”

“Berikutnya kita dapat bekerja sama untuk melakukan simulasi bencana saat mereka di kelas untuk melihat kesiapan murid-murid menghadapi bencana.” Tutur Ibu Eka menutup pertemuan dengan para relawan BTB.

Dimuat di https://www*depoknews*id/baznas-tanggap-bencana-btb-kota-depok-goes-to-school/

Berbagi 1100 Bingkisan Lebaran Kepada Guru Ngaji Lekar dan Marbot

Di akhir Ramadhan 1439H ini, BAZNAS Kota Depok membagikan 1100 paket bingkisan lebaran ceria kepada guru ngaji lekar dan marbot masjid yang tersebar di 11 kecamatan Kota Depok. Total penyaluran bingkisan lebaran sebesar 275 juta rupiah.

Menurut tinjauan fiqih, guru ngaji dan marbot termasuk orang-orang yang membela agama Allah dengan mengajarkan masyarakat ilmu Al-Qur'an serta melayani pelaksanaan ibadah di masjid sehingga masuk dalam kategori orang yang berhak menerima zakat dengan ashnaf Fisabilillah.

Menurut Iskandar, amil BAZNAS Kota Depok, "Dua nama ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Ada ribuan Guru Ngaji dan Marbot di Kota Depok. Kedua orang ini sangat berjasa bagi kita yang memiliki dinamika sosial keagamaan di lingkungan."

Kondisi informal guru ngaji lekar dan marbot membuat mereka minim akses bantuan dari instansi dan lembaga struktural. Ke depan, BAZNAS Kota Depok berkomitmen untuk membangun kerja sama yang luas dengan masjid-masjid dengan membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) agar dapat secara sistematis memberdayakan para guru ngaji lekar dan marbot.

Unpublished

Bersepeda Mengantarkan Bingkisan ke Rumah Mustahik

Minggu malam (9/6), setelah pelaksanaan tarawih di Masjid Balaikota Depok, BAZNAS Kota Depok melakukan perjalanan bersepeda malam bersama penggiat komunitas sepeda di Depok dengan tajuk "Charity Sahuride".

Eko Nugroho selaku wakil ketua Baznas Depok ikut mengayuh sepeda sepanjang margonda menuju Tapos dan berakhir di Masjid Ar-Rahmah  Raffles di Jl. Alternatif Cibubur yang merupakan perbatasan Depok dengan Cibubur.

Eko menyatakan, "Kami hantarkan bingkisan lebaran kepada yang berhak langsung ke rumahnya masing-masing sebagai wujud memuliakan mustahik."

Sebanyak 50 paket bingkisan lebaran ceria dibagikan ke 4 (empat) titik di Kecamatan Tapos. Kel. Cilangkap, Kel. Cimpaeun, Kel. Tapos dan Kel. Leuwinanggung.

BAZNAS yang telah memiliki jaringan relawan Tanggap Bencana di kelurahan melakukan pendataan langsung warga yang berhak menerima bantuan.

Yus Bandi, relawan BTB Kel. Cilangkap, menjelaskan, "Dengan kegiatan seperti ini para muzakki BAZNAS dan masyarakat pada umumnya dapat melihat situasi dan kebutuhan yang dihadapi warga Tapos."

Kegiatan berakhir dengan pelaksanaan shalat Qiyamul Lail dan sahur bersama di Masjid Ar-Rahmah, Perumahan Raffles Hills, Depok. BAZNAS memberikan hibah Al-Qur'an kepada yatim dan dhuafa yang belajar menghafal Al-Qur'an di Asrama Pendidikan Islamic Center Ar-Rahmah.

Unpublished

Sambut Ramadhan dengan Aksi Bersih Masjid

Salah satu bentuk kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan, masyarakat muslim di Indonesia bergotong royong membersihkan masjid dan mushalla di lingkungan tempat tinggalnya. Hampir setiap RW di Kota Depok mempunyai Masjid atau mushalla. Masjid dan mushalla tersebut merupakan pusat berkegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat tersebut.

"Namun amat disayangkan, keberadaan banyaknya masjid/mushalla tersebut membuat jumlah jamaah yang menggunakannya secara aktif menjadi sedikit. Tidak jarang kita jumpai mushalla yang berdebu tanpa perawatan layak." Menurut keterangan Christanto, S.H., Komandan Baznas Tanggap Bencana (BTB) Kota Depok.

"Terutama pada bagian tempat wudhu, kamar mandi dan sela-sela jendela masjid. Untuk itu, BAZNAS turun mengajak masyarakat untuk bersama-sama membersihkan masjid/mushalla yang akan digunakan nanti di Ramadhan" tambahnya.

Sabtu-Minggu (3-4/05), relawan BTB Kota Depok melakukan aksi bersih masjid di 5 (lima) kecamatan yakni, Masjid Hidayatullah (Panmas), Masjid At-Taqwa (Sawangan), Mushalla Nurul Islam (Cipayung), Mushalla Nurul Huda (Cimanggis), dan Mushalla al-Huda (Beji).

Ahmad Muhammad, Wakil DKM Masjid Hidayatullah, menyambut baik kedatangan BTB Kota Depok di Masjidnya, "Menjadi meningkat kemakmuran masjid dan kenyamanan pelaksanaan shalat".

Beliau berharap, "Semoga BAZNAS lebih meningkat lagi dan program ZIS yang ditawarkan lebih menarik untuk orang mengeluarkan zakatnya."

BAZNAS Kota Depok memberikan seperangkat alat kebersihan dan Wakaf Al-Qur'an untuk masjid/mushalla yang dikunjungi.

Bagi masyarakat yang ingin turut serta dalam aksi bersih masjid, wakaf Al-Qur'an dan program ramadhan lainnya dapat menghubungi BAZNAS Kota Depok di 08787-6001-222/0813-8014-1962 (Christanto).

dimuat di https://www*depoknews*id/baznas-depok-sambut-ramadhan-dengan-bersih-bersih-masjid/