Tuesday, September 17, 2013

Statusisasi..,

Bikin status kayak ust. Fulan,
Wahh, cepet banget nikahnya, via ta'aruf ya? | Ya, pasti ta'aruf, masa gak kenal bisa nikah.
Maksudnya, dikenalin, gak pake pacaran? | Ya, dikenalin, terus dipacarin.
Kok pacaran! Kan gak boleh kecuali sudah nikah? | Klo sudah nikah, bukan pacaran lagi namanya, tapi hubungan suami istri.
Kok bisa pacarannya cepet banget? | Memangnya mau ngapain pacaran lama-lama?!
Nyesel kan kenapa gak nikah dari dulu? | Enggaklah. Klo nikah dari dulu, bisa-bisa gak ketemu yang ini. Nyesel ntar deh.

Wednesday, August 21, 2013

Dua Perempuanku

Ibuku,
Hidup dan matiku
Tak mampu tutupi segenap jasamu
Biar kesenangan berjuta ribu
Senyummu tiada seteru

Gadisku,
Rekan hidup dan matiku
Tempat kutitipkan buah cintaku
Biar godaan datang beribu
Pada cintamu hatiku terpaku

Dua perempuanku,
Bunga dan duri mawar hidupku
Aku tangkai yang coba menanggung teguh
Pada Allah kuminta selalu
Kebahagiaan pada dua perempuanku


Warung Sila, 6 Syawal 1434 / 13 Agustus 2013

Sunday, July 21, 2013

Putri Bulan

Putri Bulan
Temani aku dengan cahyamu
Cahaya dari Sang Maha Cahaya
Menerangi gelap malam hidupku

Putri Bulan,
Kekasih dari para kekasih
Terang wajahmu adalah kedamaian
Teduh tatapanmu adalah kesantunan
Tegakmu adalah keberanian
Bintang gemerlapan kau tundukkan
Awan kelabu kau tepis
Demi satu pegangan hidup, kesederhanaan

Desir angin,
Derik jangkrik,
Kerlap-kerlip kunang-kunang
Senyum sungging tidur bocah-bocah
Perhiasan hidupmu

Para abid kau temani berdoa
yang tidur kau pandu ke dalam buaian
Para pecinta kau mabukan dengan wajahmu
yang mengeluh kau sandarkan kedamaian

Setiap laki-laki adalah harimau di siang hari
tapi pungguk pada malamnya
Luka tak bisa selamanya menganga
Hati tak sanggup untuk terus waspada

Putri Bulan,
Sembuhkan aku dari kerinduanku


Jagakarsa, 12 Ramadhan 1434 / 21 Juli 2013

Wednesday, July 10, 2013

Pantun Kasmaran

Jalan-jalan ke Afghanistan,
Jangan lupa memberi kabar
Kalau hendak mencari pasangan,
Jangan lepas ikhtiar dengan sabar

Pulau We di ujung Sumatera,
Pulau Jawa ujungnya madura
Biar Abang berdarah Sumatera,
Hati terikat di Tatar Sunda

Hujan menderai, angin menderu,
Air kali naik sampai ke tepi
Hati mengandai, adik merindu,
Kapan nak jumpa sekali lagi

Jago berkokok, burung bernyanyi,
Dua-dua berebut nasi
Abang berkoko, adik bersari,
Dua tubuh bersatu hati

Anak Cina mahir berdagang,
Anak Melayu pandai mengarang
Adinda cantik makin kusayang,
Tiap waktu selalu terbayang

Wednesday, June 26, 2013

Semau-maumu


Kalau memang itu maumu,
Mencari bahagia dengan menuruti nafsu,
Terserah kamu

Pandailah sendiri dan bodohlah sendiri.

Kehidupan dan kematian,
Keuntungan dan kerugian,
Kau sendiri yang menentukan, sesudah Tuhan.

Ke utara atau ke selatan,
Ke cahaya atau kegelapan
Kau sendiri yang mengambil keputusan

Buat apa kumengingatkan
Kalau Tuhan saja tiada engkau dengarkan,
Silakan jalan

Hebatlah sendiri dan konyollah sendiri

Kenikmatan dan kepuasan,
Bukanlah pada khayalan
Tapi di dalam sehatnya akal pikiran

Mencari rahasia Tuhan, sejatinya kebahagiaan
Memijakkan kaki di bumi, kenyataan

Lampiaskanlah semau-maumu,
Hanyutkanlah diri sesuka-sukamu.
Telanlah api dunia sekenyangmu
Tapi jangan sesalkan akan cepat datang mautmu



Lagu: Cak Nun dan Kyai Kanjeng

Monday, May 27, 2013

Ijazah dan Kelanjutan Pendidikan Mereka

Di laci satu lemari rumah saya, tersimpan dengan rapih ijazah setiap jenjang pendidikan yang telah saya lewati.  SD, SMP, SMA, dan PT yang semuanya Negeri. Saya susun, saya rawat baik-baik sebagai satu kenangan perjalanan belajar saya yang nanti akan saya ceritakan kepada anak-cucu. Ijazah adalah bukti nyata perjuangan belajar saya.

Masuk sebagai seorang pengajar di sebuah pondok di satu sudut kaki gunung Salak sebelah utara, saya melihat sisi lain dunia pendidikan yang selama ini belum pernah saya lihat. Pendidikan a la pondok pesantren. Pendidikan di kawasan desa terpencil. Anak-anak dipisahkan dari orang tuanya. Mereka menjalani hari-hari dengan kegiatan terjadwal ketat. Belajar, ibadah, dan berkegiatan. Istirahat mereka adalah jeda waktu perpindahan dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Selain belajar, mereka secara bergilir juga diwajibkan membantu keseharian operasional pondok. Piket dapur (harits Mathbah), piket siang (harits nahar), dan piket malam (harits lail).

Kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan dari pukul 07.30 sd. 14.50. dengan jeda waktu di pukul 09.00-09.30 dan 12.10-13.30. Kurikulumnya pondok dengan selipan mata pelajaran sma umum. Disebut selipan, karena pak Kyai menegaskan jati diri lembaga pendidikan ini adalah pondok pesantren, bukan sekolah umum (smp/sma). Setiap santri yang menempuh pendidikan di pondok ini selama 6 tahun mereka akan mendapat 3 ijazah yakni, smp, sma dan pondok. Singkat cerita, saya melihat tumpukan ijazah dari berbagai tahun kelulusan di lemari besi di kantor TU. Tidakkah mereka menginginkan ijazah tersebut untuk lanjut ke pendidikan tinggi atau menggunakannya untuk mencari kerja?

Alasan ijazah menumpuk itu sederhana, mereka tidak mampu melunasi utang biaya sekolah sehingga tidak bisa mambawa pulang ijazah. Meski demikian, pondok berbaik hati untuk para santri yang punya kesungguhan belajar/bekerja untuk mendapatkan ijazah salinan terlegalisir. Setelah bekerja, apa mereka tidak rindu dengan ijazah mereka? ternyata tidak. Di pondok -mana saja- ada nasehat bahwa kita tidak butuh ijazah untuk membuktikan bahwa kita berilmu atau tidak, yang penting itu amal nyata di masyarakat dalam dakwah dan bekerja. Mungkin karena nasehat itu, para alumni lulusan pondok ini tidak terlalu peduli nasib ijazah mereka. Dan ijazah itu memang tidak menghalangi mereka untuk bekerja atau melanjutkan belajar ke PT. Beberapa dari mereka bahkan saya tidak tahu bagaimana mereka bisa melanjutkan belajar tanpa meminta legalisir salinan ijazah ke saya.

Dari sembilan orang yang ikut UN pada tahun 2011/2012, berikut keterangan aktivitas mereka:

2 orang di UIN (beasiswa), 2 orang di Ma'had Nu'ami (beasiswa), 3 orang di Unida (beasiswa), 1 orang di Ikopin (beasiswa).

Ijazah alumni di atas masih ada di tangan saya sampai sekarang.

Fakta ini menguatkan saya untuk tetap berpikir optimis, sangat optimis, bahwa kesempatan mereka yang hilang karena tidak bisa ikut SNMPTN (jalur Undangan) atau ujian masuk lainnya sesaat mereka lulus, akan digantikan dengan kesempatan lain yang jauh lebih baik saat mereka menjalani pengabdian mengajar setahun ke depan.

Sunday, April 28, 2013

Khotbah Socrates


Alangkah dalam artinya pertahanan diri dan pembelaan yang diucapkan oleh "mu'allim awwal" ini dihadapan Hakimnya, seketika dijatuhkan hukuman bunuh, sebab mempunyai pendapat berlainan dengan pendapat umum pada ketika itu. Sebab pendapat umum ialah Tuhan itu banyak, sedang pendapat Socrates, Tuhan itu hanya satu, Yang Maha Esa!

Dia berkata, "Wahai hakim-hakimku, saya telah dijatuhkan hukuman bunuh. Maka inilah nasehatku yang penghabisan! Hendaklah tuan-tuan menghadapi maut sebagai yang saya hadapi ini. Jangan ada pikiran tuan-tuan kepada yang lain, melainkan kepada haqiqat maut. Yakinlah bahwa orang yang telah berbuat baik, tidak akan kenal arti takut, baik di waktu hidupnya apalagi setelah wafatnya. Tuhan tidak akan meninggalkannya selama-lamanya.

Bukanlah bahaya yang menimpaku ini datang dengan tiba-tiba saja (toevalig) tetapi semuanya menurut qadar. Dan saya percaya bahwa ini saat kematianku itu lebih baik rasanya bagiku dari pada hidup yang penuh kesudahan ini. Saya tidak menyimpan dendam kepada orang yang menghukumku atau yang menuduhku. Cuma yang saya sesalkan, hanyalah lantaran hukuman itu mereka jatuhkan tidak dengan maksud baik, tetapi dengan maksud jahat. Namun begitu, maka sangka-sangka mereka itu telah salah, mereka tidak berdiri atas kebenaran.

Cuma sebagai orang yang akan mati, ada petaruh yang akan saya tinggalkan, harap tuan-tuan paparkan setelah saya mati!

Wahai orang Athene semuanya! Bilamana putera-puteraku dewasa kelak, bila tuan-tuan lihat anak-anak itu tidak mengacuhkan kebenaran, tidak berjalan yang lurus dalam hidup mereka, lebih dipengaruhi oleh harta benda dari mengejar keutamaan budi, hendaklah tuan-tuan siksa mereka, sebagai saya tuan-tuan siksa ini. Jika mereka menjadi sombong, mereka sangka diri mereka berharga. Padahal tidak ada harga mereka sepeser juga., maka azablah mereka sebagai tuan-tuan mengazab saya ini. Kalau petaruh ini tuan-tuan jalankan, barulah tuan bernama adil terhadap diriku dan anak-anakku.

Sekarang, sekarang telah dekat saat perpisahan. Hendaklah kita memilih jalannya masing-masing. Saya menuju maut, tuan-tuan menuju hidup. Tetapi siapakah yang sebenar-benarnya bahagia lantaran menempuh jalan masing-masing itu di antara kita? Hanya Allah Yang Maha Esa yang lebih tahu.

Hamka. 1982. Dari Lembah Cita-cita. Jakarta: Bulan Bintang. Hal. 55-56

Thursday, April 18, 2013

Jawaban atas Keluhan (Jawab-e-Shikwa)



Kata yang keluar dari hati tidak akan gagal memberi dampak;
Suci dan murni sifat alami mereka, pada keluhuran agung pandangan mereka berada.
Mereka tidak bersayap namun mereka mampu untuk terbang.
Mereka bangkit dari debu dan menusuk angkasa.
Sangat degil dan kurang ajar adalah cintaku, begitu banyak kerusakan tunduk.
Sangat  lantang keluhanku, sampai robek cakrawala.

Kubah tua surga mendengar. Ada seseorang di suatu tempat, katanya.
Planet-planet berbicara, di sini di ketinggian purba seseorang itu.
Bukan di sini, ucap bulan, itu pasti seseorang berasal dari kerendahan bumi.
Bima sakti berkata, itu pasti seseorang tersembunyi di sini yang tidak kita ketahui.
Hanya penjaga surga mengerti beberapa keluhanku

Dia bahkan mencemooh Allah, ia telah menjadi begitu bangga;
Apa dia Adam yang sama yang kepadanya para malaikat bersujud?
Dia mengetahui sesuatu, kuantitas dan kualitanya.
Ya, ini dia tahu, namun tidak rahasia dari kerendahan hati.
Kekuatan lisan mereka selalu bangga memamerkan.
Tapi karena gaya bicara mereka menjadi cukup tolol.

Suara berkata: Kisahmu memang penuh dengan lara
Air matamu gemetar di tepi dan siap untuk mengalir.
Tangismu dalam ratap langit telah berdentang;
Apa licik hatimu yang berapi-api telah kau pinjamkan kepada lidah
Begitu fasih kau kata gugatanmu, kau membuatny seolah doa.
Untuk berbicara dalam istilah yang setara dengan kami, manusia naik pada ketinggian langit

Nirbatas adalah anugerah Kami, namun tiada yang berharap padanya.
Tiada sesiapa pada jalan para pencari; pada siapa Kami menunjukkan jalan?
Tiada satupun terbukti pantas dengan perlakuan yang membuat mereka tinggi.
Jika ada satu yang pantas, Kami angkat dia ke kemegahan kerajaan,
Kepada mereka yang mencari, Kami akan menyibakkan ketakjuban dunia baru

Kamu tak punya kuasa dalam genggamanmu; pada hatimu tiada Tuhan bersemayam;
Atas nama rasul-Ku, kalian telah membawa aib.
Penghancur tuhan-tuhan palsu telah hilang; hanya pembuat berhala memarak;
Anak-cucu Ibrahim telah meninggal; Benih kemusyrikan Azar bertahan.
Keasingan kawan yang kau jaga; dari tong baru anggur tua kamu tuang;
Kau telah membangun kabahmu sendiri dengan berhala baru sebab kamu adalah dirimu yang baru.

Terdapat hari-hari lampau saat Allah kamu hargai sebagai keagungan;
Bunga Tulip Islam adalah kebanggan gurun pada saat mekar.
Terdapat hari-hari lalu saat setiap muslim mencintai satu-satunya Allah yang mereka kenal.
Pada suatu waktu Dia adalah kekasihmu; Kekasih yang sama yang saat ini kau bilang palsu.
Sekarang pergi dan ikat imanmu untuk sembah kepada beberapa tuhan lokal
Dan  penjarakan Muhammad mengikut kepada beberapa orang local.

Siapa yang menghapus lapisan kepalsuan dari lembaran sejarah?
Siapa yang membebaskan manusia dari rantai perbudakan?
Lantai Ka’bah-Ku oleh dahi siapa disbersihkan?
Siapa mereka yang menggenggam Qur’an-Ku dalam dada mereka?
Leluhurmu lah mereka itu: Beritahu Kami siapa kamu, Kami berdoa?
Dengan tangan barpangku kamu duduk menunggu fajar hari yang lebih baik.

Satu-satunya orang di dunia yang kehilangan setiap kemampuannya adalah kamu.
Satu-satunya ras di dunia yang tidak peduli kebusukan sarangnya adalah kamu.
Timbunan rumput kering yang didalamnya menyembunyikan cahaya api adalah kamu.
Yang suka menjual nisan bapaknyanya adalah kamu.
Jika sebagai penjual nisan kamu telah sedemikian masyhur.
Apa yang dapat meghentikanmu menjual batu buatan tuhan?

Beban berat cahaya fajar, bagaimana kebencian kau timbul?
Mengapa protes kau mencintai Kami? Adalah mimpi yang kau hargai.
Pada riang ruhmu puasa ramadhan menjadi tekanan berat;
Tanya pada dirimu  dan jawab: Inikah jalan keiimanan?
Orang terikat pada iman; tanpa iman mereka menjadi berakhir;
Jika tiada yang mengikatmu, kau seumpama meteor, bukan bintang di galaksi.
Penasehatmu belum matang: tidak ada substansi yang mereka khotbahi.
Hanya ritual panggilan kepada pendoa; ruh Bilal telah lenyap.
Tidak ada akhir dalam berfilosofi; Diskursus Ghazali tetap tak terbaca.
Kini ratapi masjid-masjid kosong. Tidak ada jamaah mengisi dengan doa.
Orang-orang seperti kaum terhormat Hijaz tidak lagi di sana.

Kalian adalah satu ummat, kau berbagi bersama kebaikan dan dukamu,
Kalian punya satu iman, satu kepercayaan dan satu hutang kesetiaan kepada Nabi.
Kalian punya satu Ka’bah suci, satu Tuhan dan satu kitab suci, al-Qur’an,
Apa begitu sulit menyatukan dalam satu komunitas setiap Muslim?
Ini adalah faksi-faksi pada satu tempat; divisi-divisi ke dalam kasta-kasta yang lain.
Di saat ini inikah jalam menuju kemajuan dan kemakmuran?

Kalian semua minum anggur memanjakan tubuh, membawa hidup mudah tanpa perjuangan.
Kamu berani memanggil dirimu Muslim? Inikah jalan hidup seorang Muslim?
Kamu tidak mengambil kesetiaan Ali pada kemiskinan, tidak juga jalan Usman mencari kekayaan;
Hubungan jiwa macam apa yang ada antara leluhurmu dan kau?
Sebagai Muslim leluhurmu dihormati;
Kamu menyerahkan al-Quran dan dunia menolaknya.

Allama Mohammad Iqbal

Jawab-e-Shikwa (The answer to the complaint)
Translated into english by Khushwant Singh
Alih bahasa oleh saya

Friday, April 12, 2013

Jaman Wis Akhir

Kalau yang sunyi engkau anggap tiada, maka bersiaplah terbangun mendadak dari tidurmu oleh ledakannya. Kalau yang diam engkau remehkan, bikinlah perahu agar di dalam banjir nanti engkau tidak tenggelam.

Kalau yang tidak terlihat oleh pandanganmu engkau tiadakan, bersiaplah jatuh tertabrak olehnya. Dan kalau yang kecil, kalau yang kecil engkau sepelekan, bersiaplah menikmati kekerdilanmu di genggaman kebesarannya.

*****

Kalau memang yang engkau pilih bukan kearifan untuk berbagi, melainkan nafsu untuk menang sendiri, maka terimalah kehancuran bagi yang kalah dan terimalah kehinaan bagi yang menang.

Kalau memang yang mengendalikan langkahmu adalah rasa senang dan tidak senang, dan bukannya pandangan yang jujur terhadap kebenaran, maka buanglah mereka yang engkau benci, dan bersiaplah engkau sendiri akan memasuki jurang.

*****

Jaman wis akhir, jaman wis akhir bumine goyang
Akale njungkir, akale njungkir negarane guncang
Jaman wis akhir, jaman wis akhir bumine goyang
Akale njungkir, akale njungkir negarane guncang

Awan berarak, nyawa manusia berserak-serak
Badai menghantam, laut terbelah, bumi terpecah
Orang bikin luka, orang menganiaya diri sendiri
Sirna akalnya, lenyap imannya, hilang jejaknya

Jaman wis akhir, jaman wis akhir dunyane sungsang
Makmume gingsir, makmume gingsir, imame ilang
Jaman wis akhir, jaman wis akhir dunyane sungsang
Makmume gingsir, makmume gingsir, imame ilang


Orang menangis, keranda berbaris di bawah gerimis
Hamba bersimpuh, hamba bersujud, ngeri dan takut
Orang mencakar, orang menampar wajahnya sendiri
Hamba terkapar, jiwa terbakar oleh sepi

Jaman wis akhir, jaman wis akhir langite peteng
Atine kafir, atine kafir uripe meneng
Jaman wis akhir, jaman wis akhir langite peteng
Atine kafir, atine kafir uripe meneng


Duh Gusti Allah adakah sisa kasih sayang-Mu
Hamba celaka, hamba durhaka tidak terkira
Di manakah hamba sembunyi dari murka-Mu
Selain dalam tak terbatasnya cinta kasih-Mu

Jaman wis akhir, jaman wis akhir banjire bandang
Sing mburi mungkir, sing mburi mungkir sing ngarep edan
Jaman wis akhir, jaman wis akhir banjire bandang
Sing mburi mungkir, sing mburi mungkir sing ngarep edan


*****

Kalau memang yang bisa engkau pahami hanyalah kemauan, kepentingan, dan nafsumu sendiri, dan bukannya kerendahan hati untuk merundingkan titik temu kebersamaan, maka siapkan kekebalan dari benturan-benturan dan luka, untuk kemudian orang lain menggali tanah untuk menguburmu.

*****

Monolog: Emha Ainun Najib
Lagu: Kiai Kanjeng
Sumber

Tuesday, April 9, 2013

METAFISIKA ARISTOTELES

Cacatan Kuliah II Filsafat Syed Muhammad Naquib al-Attas
INSISTS, Kalibata, Jumat, 5 April 2013 / Jumadil 1413
Pemateri: Ust. Adnin Armas, MA.

Filsafat kaum muslimin tidak lepas dari Filsafat Aristoteles. Karena tantangan filsafat datang dari pandangan Aristoteles. Sedang Filsuf lain sebelum Aristoteles, telah  terangkum dalam karya-karya Aristoteles.  Jika kita hendak memahami filsafat Islam maka harus pula mempelajari filsafat barat agar mengerti konteks pembicaraan. Misal, ketika Naquib Al-Attas menyebut bahwa Tuhan tidak termasuk dalam 10 Kategori. Maka 10 Kategori yang dimaksud merujuk pada metafisika Aritoteles pada Organon (Logika). Meski demikian, filsuf muslim mempunyai konsep yangg berbeda dan memasukkan konsep-konsep baru pada topik pembahasan yang sama dengan filsafat barat. 
Meta artinya setelah, Fisika artinya mengenai alam. Aristoteles tidak menggunakan istilah metafisika , penamaan metafisika merupakan istilah dari penyunting. Aristoteles menggunakan istilah First Philosophy, Sophia/wisdom, Being Qua Being, Theologike. Sophia merupakan ilmu yang membahas dasar-dasar sesuatu. Aristoteles mengarang 14 makalah tentang metafisika. A, α, B, t, Δ, E, Z, H, Θ, I, K, Λ, M, N.
Metafisika berbeda pembahasan dengan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IPA membahas sesuatu dalam kaitannya dengan hukum alam, sebagai sesuatu yang bergerak dan mengalami perubahan. Saintis mengkaji sesuatu melalui pergerakan (study thing qua movable). Pakar Matematika mengkaji sesuatu melalui yang dapat dihitung dan diukur (countable and measurable). Sebaliknya, para metafisis mengkaji sesuatu dengan cara yang lebih umum dan abstrak, qua beings. Jadi Filsafat Pertama mengkaji sebab-sebab dan prinsip-prinsip wujud melalui wujud (First philosophy studies the causes and principles of beings qua beings).
Aristoteles (384-323 SEB) memaparkan para pemikir sebelumnya yang berupaya mencari Prinsip Pertama dan Penyebab segala sesuatu. Socrates, Plato, Parmenides, Anaximendes, dlsb.  Plato tidak banyak membahas metafisika melainkan Fisika, tentang alam.
Thales menyatakan air (udatodes) adalah penyebab segala sesuatu. Anaximender berpendapat dari tak hingga  (apeiron). Anaximenes beranggapan dari udara (air). Hippasus dan Heraclitus menyatakan api (puur), sedang Empedocles menambahkan tanah  (geiros) sehingga menjadi empat unsur, air, udara, api, dan tanah. Democritus berpendapat adalah atom, yang tak terbelah, sebagai  sumber benda-benda yg ada. Pitagoras berpendapat dibalik segala sesuatu ada angka yang mampu menjelaskan semuanya, seperti musik. Parmanides yang mendasar menjadi itu adalah eksisten, maujud, ketiadaan itu tidak ada. Aristoteles berpendapat alam ide adalah wujud yang nyata.
Mereka semua berbicara tetnang hakikat wujud. Ma hiya? Apa yang paling mendasar dari wujud? Persoalan wujud ini akan membawa permasalahan yang lain. Apa yang membedakan wujud dengan sifat? Sebab-akibat. Universal-partikular, Satu-Banyak, Potensialitas-Aktualitas, Keharusan-Kemungkinan.
Ilmu yang membahas wujud adalah Ontologi (Onthos = Wujud / Loghos = ilmu). Ambil contoh Laptop. Laptop bisa berwarna merah dan lainnya, besar dan kecilnya, sedang ditaruh terbuka atau tertutup. Tapi sifat-sifat itu bukanlah hakikat wujud laptop itu sendiri. Untuk dapat membahas wujud (ontologi) ini, kita perlu mempelajari ilmu-ilmu lain. Awalnya adalah logika/mantiq, kosmologi, kemudian Fisika ilmu tentang alam, baru kemudian metafisika/ontologi.
Pembahasan Metafisika adalah tentang wujud. Seringkali kita bertanya, apa itu pulpen, apa itu buku, apa itu mobil? Metafisika tidak membahas ini, karena itu akan menjadi pertanyaan partikular. Metafisikan membahas yang lebih universal, apa itu wujud? Yang kita bilang itu ada itu apa? Apa itu apa? Ma hiya? Ketika kita akan membahas sesuatu, kita perlu logika untuk mencapai kejelasan.

Logika
Ontologi Aristoteles menyaratkan Logika. Wujud dapat dipahami dengan 10 Kategori. 10 Kategori tersebut dapat dilihat dalam karyanya Organon. Kesepuluh kategori itu adalah Substansi (uwsia), Kuantitas (poson), Kualitas (poion), Relasi (prosti), Aksi (poyein), Pasif (pasyein),  Di mana (tru), Kepemilikan (exein), Kapan (pote), Posisi (keistai). 10 Kategori tersebut dibagi menjadi dua bagian besar, Substansi (uwsia) dan Aksiden (sumbebekos) yang meliputi 9 kategori lainnya.
Substansi adalah makna yang paling dasar dan definitif, yang tidak disifatkan kepada subyek (pribadi) dan juga tidak hadir di dalam subyek. (Substance, in the truest and primary and most definite sense of the word, is that which is neither predicable of a subject nor present in its essence). Aksiden disifatkan ke dalam subyek dan ada di dalam subyek.
Istilah-istilah di atas jangan dimaknai dengan pengertian umum yang kita jumpai di keseharian meski kata itu sama. Substansi itu bukan isi, kualitas bukan cuma bagus atau tidak, tapi sakit, bahagia juga termasuk. Kuantitas membahas tentang banyaknya, bentuknya. Penyebutan istilah yunani kuno digunakan untuk mengingatkan kita kepada pengertian awal dalam penggunaan istilahnya. Contoh, manusia sebagai genus, universal, yang mendasar, adalah uwsia. Manusia bernama Reza adalah yang manusia ganteng, pakai baju garis-garis, berwarna sawo matang, sebagai aksiden, yang partikular, yang spesies. Perubahan itu ada karena ada sesuatu, dari tidak ada menjadi ada. Sesuatu yang secara mendasar tidak ada, tidak mungkin menjadi ada
Ini merupakan bab pertama dari organon yakni Logika dan 10 Kategori, untuk menjelaskan secara jelas apa yang sedang dibicarakan. Fakhruddin ar-Razi dan Ibnu Sinna ketika menulis Asy-Syifa’ diawali dengan menuliskan bab logika atau mantiqiyah, baru setelah itu tentang alam (thabi’iyah) setelah itu ilahiyat (metafisika).

Ta Fusika, Konsep Alam Aristoteles
Dalam karyanya Ta Fusika, Aristoteles mengkritik para pendahulunya. Seperti tadi dipaparkan sebagian filsuf yunani berpendapat tentang asal-mula penciptaan alam dari air, udara, api, tanah, atau gabungan dari unsur-unsur tersebut. Alam ini bukan terbentuk atas dari satu unsur atau empat unsur, tetapi dari lima unsur, ditambah satu ether. Hayuula/ether adalah materi yang pertama, bintang-bintang dan galaksi. Benda-benda angkasa terbuat dari ether, sedang yang dibumi adalah empat unsur yang lain. 
Aristoteles membahas perubahan. Perubahan adalah sesuatu yang terjadi dari yang sebelumnya tidak terjadi. Perubahan selalu terjadi dari sesuatu yang ada.  Seperti bangku yang berasal dari kayu. Perubahan bukan berasal dari sesuatu yang tidak pernah sama sekali terjadi. 
Menurut Aristoteles terdapat 3 hal saat mengkaji alam yang diabaikan oleh para filsuf sebelumnya. Ketiga hal tersebut adalah form, matter, dan privation. Baginya semua benda di alam mengalami perubahan, dan segala perubahan tersebut dapat dianalisa ke dalam tiga konteks tersebut.
Aristoteles juga berpendapat bahwa ruang, waktu, gerak dan benda tidak dapat terdiri dari atom, seperti pendapat Demokritus dan para mutakalimun percaya kepada atom. Ruang, waktu, gerak, dan magnitude adalah dapat dibagi menjadi tak hingga, mendapat dukungan dari Ibnu Rushd dan Ibnu Sinna. Saat sesuatu dibagi terus tanpa hingga, sehingga pada akhirnya ini adalah konsep yang berlaku konseptual. Menurut mutakalimuun seprti Ar-Razi, waktu adalah bersifat atomik, waktu adalah atom. Anggap waktu dibagi menjadi masa lalu, sekarang, dan masa  depan.  Apa yang disebut sekarang, segera menjadi masa lalu. Menurut aristoteles alam adalah finite, akan berakhir. 

Metafisika
Metafisika adalah ilmu yang membahas tentang dasar-dasar dan sebab-sebab wujud. Apa beda dengan ontologi? Bisa disamakan, bisa metafisika lebih luas. Pembahasan wujud tidak dapat dipisahkan dari 10 Kategori yang telah dipaparkan dalam Kategoriae dalam Organon. Pembahasan wujud dalam metafisika mencakup Substansi dan Aksiden, Sebab dan Akibat, Satu dan Banyak, Sebelum dan Sesudah, Potensialitas dan Aktualitas, keharusan dan kemungkinan.
Menurut Aristoteles dalam metafisika, substansi adalah “that which is primaly the what”. Artinya, substansi adalah eksistensi yang berdikari sendiri. Substansi ada yang movable dan ada yang immovable. IPA akan menjadi Filsafat Pertama sekiranya tidak ada yang immovable (seperti jiwa dan Tuhan). Namun, karena substansi ada yang immovable, maka Teologi-lah yang menjadi Filsafat Pertama. Substansi yang abadi tidak digerakkan dan terpisahkan dari benda-benda yang dipersepsikan indera. Substansi yang abadi ini tidak memiliki magnitude, bagian-bagian, dan tidak dapat dibagi. Bagi Ibnu Sinna, substansi ada 4 yakni ule (materi), morfe (bentuk), ule kai morfe (materi dan bentuk), dan psyche (jiwa).

Sebab-Akibat
Segala sesuatu ada karena ada sebabnya. Bagi Aristoteles ada 4 sebab yaitu sebab materi (semen, pasir, bata), sebab bentuk (rumah), sebab akhir (tujuan dari membuat rumah), dan sebab pembuat (arsitek). Sebab akhir menjadi sebab paling utama, paling tinggi. Sebab-sebab lain digerakkan oleh sebab akhir/tujuan. Ketika kita wujud kita juga harus membahas akibat.

Satu dan Banyak
Makna Satu adalah homonim. Ia dapat menjadi satu yang tidak mengandung aspek lain/banyak seperti Tuhan atau titik, atau satu yang mengandung aspek banyak seperti satu manusia tapi bisa ada tambahan dari manusia yang lain. Jika memuat aspek banyak, maka aspek banyak tersebut bisa aktual atau potensial. Ia aktual saat berbagai hal bersatu menjadi keseluruhan. Ia potensial karena kuantitas yang berterusan sebenarnya adalah satu, tapi dapat dibagi secara potensial.  Dalam konsep universal, misal banyak spesies di bawah satu genus, dan banyak individu adalah satu spesies.
Sesuatu yang bukan satu adalah banyak. Banyaknya sesuatu dapat dipisahkan berbeda, berlawanan atau bertentangan.  Ada empat jenis yang berhadap-hadapan (opposition). 1) wujud X berhadapan dengan bukan X (misal, manusia dan bukan manusia). 2) berhadapan dalam relasi (misal, teman, ayah, anak). 3) berhadapan antara keadaan (habitude) dan ketiadaan (privation) (misal, gerak dan diam). 4) berhadapan antara yang berlawanan (misal, kedinginan dan kepanasan).

Sebelum dan Sesudah
Aristoteles menyebut 5 bentuk ‘lebih dulu’, yaitu pertama, ‘lebih dulu’ sebelum menurut waktu. Kedua, sebelum yang tidak dapat terbalik seperti ‘satu’ lebih dulu dari ‘dua’. Urutan tidak dapat dibalik. Ketiga, ‘lebih dulu’ digunakan dalam sains dan orasi. Misal, ada yang lebih dulu dalam susunan. Huruf lebih dulu dari kata. Keempat, lebih dulu secara alami. Kelima, lebih dulu seperti sebab lebih dulu dibanding akibat. Seperti, manusia lebih dulu bergerak daripada bayangan, Tuhan lebih dulu dari alam.

Partikular dan Universal
Menurut Aristoteles, sesuatu yang universal itu ada dalam pikiran, bukan dalam kenyataan. Jadi kemanusiaan (humanity) dan kejiwaan (animality), misalnya, ada dalam pikiran seseorang. Sebuah universal menjadi partikular dengan perbedaan yang khusus (specia differentia). Kejiwaan ada dalam manusia dan hewan. Sedang akal adalah perbedaan khusus dari manusia yang tidak turut campur dengan hakikat dan esensi dari kejiwaan, jika akal turut campur maka kuda tidak akan wujud.

Potensialitas dan Aktualitas
Apa yang wujud nyata disebut aktual (entelekia). Apa yang tidak wujud tetapi ada kemungkinan wujud, disebut wujud secara potensial. Apa yang wujud secara potensi bukanlah substansi, karena ia tidak wujud dengan sendirinya; ia wujud dengan sesuatu yang memiliki wujud secara potensial. Ada dua jenis potensial: (1) Potensial aktif, keadaan yang wujud dalam pelaku yang memungkinkan bagi pelaku untuk beraksi, misal panasnya api (potensial pasif); ini adalah keadaan sesuatu yang membuatnya sebagai wadah bagi sesuatu yang lain. Potensial aktif juga mengindikasikan hanya aksi. Misal, panas memiliki daya untuk menyebabkan pembakaran, ia tidak dapat mnyebabkan tidak kebakaran. (2) Potensial yang mengindikasikan keduanya, misal manusia memiliki potensi untuk melihat atau tidak melihat, sesuai kemauannya. Bagaimanapun, ketika kemauan ikut serta kepada potensialitas dan tidak ada halangan yang menghalangi, maka sesuatu yang aktual harus akan ada. Misal, alam harus ada karena tidak ada halangan baginya untuk ada. Apa Tuhan tidak mampu menciptakan alam? Dulu Tuhan tidak mau, sekarang mau? Memangnya Tuhan itu manusia berubah-ubah kemauan. Maka alam harus ada. 

Keharusan dan Kemungkinan 
Wujud sesuatu adalah kewujudannya, (1) yang keharusannya bagi dirinya, atau (2) tidak mungkin bagi dirinya, atau (3) mungkin bagi dirinya. Apa yang tidak mungkin bagi dirinya akan tidak pernah wujud. Jadi, bagi sesuatu untuk wujud, ia harus mungkin bagi dirinya. Selanjutnya, jika ada sebab, wujudnya menjadi keharusan. Jika sebab tidak ada, ia menjadi tidak mungkin. Apa yang wujud, tetapi bukan dengan keharusan, maka ia adalah mungkin bagi dirinya (contigent by itself). Tetapi, ia bukan mungkin dengan sesuatu yang lain, yaitu, ia dibuat wajib dengan sebab bagi wujudnya. Ini intinya nanti, fenomena yang ada dibagi tiga, ada yang mungkin, ada yang tidak mungkin, ada yang wajib. Ini terkait dengan eksistensi dan esensi. Eksistensi sesuatu yang mungkin disebabkan oleh sesuatu sebab yang lain, seperti yang ada pada alam. Berbeda dengan Dia, sang Pencipta, eksitensinya tidak bergantung kepada yang lain, dia tidak disebabkan oleh lainnya.

The Unmoved Mover
Apa yang wujud dengan keharusan bagi dirinya (wujud yang harus), adalah wujud tanpa ada penyebab apapun (prima causa/uncaused cause). Jika tidak begitu, maka apa yang wujud itu tidak wujud oleh dirinya sendiri. Jadi, wujudnya tidak disebabkan oleh penyebab apa pun. Ia juga tidak banyak di dalam dirinya. Ia tidak memiliki bagian karena jika itu terjadi, maka the unmoved mover akan memiliki sebab. Ia juga tidak memiliki sifat-sifat (aksiden). Jika sifat-sifat itu ada maka esensi the unmoved mover, akan menjadi bagian darinya. The unmoved mover juga hanya satu. Ia tidak dapat menjadi dua. Karakter the unmoved mover juga hanya satu. The unmoved mover juga tidak mengalami perubahan. Jika ia mengalami perubahan, maka perubahan tersebut memiliki sebab, maka the unmoved mover akan memerlukan sebab. Disebabkan the unmoved mover tidak tergantung kepada sebab apapun, maka the unmoved mover tidak tertakluk kepada perubahan. Esensi dari the unmoved mover adalah eksistensinya. The unmoved mover juga bukan substansi dan juga bukan aksiden. Ia bukan substansi karena substansi memiliki esensi. Ia bukan aksiden karena ia bukan berada di dalam subjek. The unmoved mover tidak termasuk ke dalam 10 Kategori. Eksistensi di dalam 10 kategori adalah aksidental, sedangkan eksistensi the unmoved mover adalah esensi itu sendiri. Jadi, the unmoved mover tidak tergolong kepada genus, dan ia tidak memiliki perbedaan yang khusus, dan ia tidak memiliki definisi. Ia bukan berada dalam sebuah wadah, bukan pula di dalam subjek, ia tidak memiliki yang berlawanan (contrary). Ia tidak memiliki spesies, ia tidak memiliki sesuatu yang sama dengannya. Ia tidak memiliki sebab, jadi ia tidak berubah dan ia tidak dapat dibagi.


*Seluruh tulisan ini mengacu pada pemaparan dan makalah pemateri. Jika ada isi yang tidak tepat, kembali kepada pemahaman saya pribadi.

Sunday, March 31, 2013

Syed Muhammad Naquib al-Attas: Penerus Tradisi Filasafat Islam di Zaman Kini



Latar Belakang Keluarga
Syed Muhammad Naquib al-Attas merupakan sosok ulama dan filsuf Islam yang meneruskan tradisi keilmuan Islam pada zaman keemasannya. Beliau lahir di Bogor pada 5 September 1931 dari keluarga alawiyyin. Naquib Al-Attas merupakan keturunan Rasulullah generasi ke-37 dari Husein bin Ali bin Abi Tholib. Dari pihak ayah, Kakek Naquib al-Attas, Abdullah bin Muhsin Al-Attas adalah ulama terkemuka pada akhir abad 19 yang datang dari Yaman mendakwahkan Islam di bumi Nusantara, utamanya daerah Pekalongan, Bogor, dan Johor. Salah satu murid Beliau adalah Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir al-Haddad, guru dari KH. Abdullah Syafii dan KH. Abdullah bin Nuh, Allahu yarhamhum. Makam beliau yang akrab disebut Habib Empang Keramat, di Empang, Bogor, terus ramai dengan mesyarakat yang menziarahi.
Ibunda Naquib al-Attas, Sharifah Raquan al-Ayadrus, merupakan ningrat Sunda dari Sukapura. Keturunan dari Syed Muhammad al-Aydrus yang merupakan guru dan pembimbing ruhani Nuruddin al-Raniri, ulama terkemuka pada masa kerajaan Samudra Pasai, dalam tarekat Rifa’iyah. Nenek Naquib al-Attas, Ruqayah Hanum, wanita berasal dari keluarga nigrat Turki kawin kepada Ungku Abdul Majid, adik Sultan Johor, Abu Bakar. Kakak neneknya, Khadijah adalah permaisuri Johor dan istri dari Sultan Johor. Maka itu, dalam diri Syed Muhammad Naquib al-Attas terhimpun darah ulama dan umara yang membentuk kepribadian, kepemimpinan, dan intelektualitasnya.

Pendidikan
Syed Muhammad Naquib al-Attas lahir dan menetap di Bogor sampai usia 5 tahun. Kemudian beliau dikirim keluarga untuk masuk sekolah dasar di Johor. Naquib al-Attas tinggal bersama keluarga pamannya yang merupakan anak dari Ruqayah Hanum dan Dato’ Jaafar bin Haji Muhammad (m. 1919), Ketua Menteri pertama Johor modern. Tatkala pendudukan Jepang, Naquib al-Attas dipulangkan kembali ke Bogor dan bersekolah di Madrasah al-‘Urwatul Wutsqa, Sukabumi (1941-1945). Tahun 1946, kembali ke Malaysia dan sekolah di English College (1946-1951), tinggal bersama Ungku Abdul Azis bin Ungku Abdul Majid, sepupu Sultan Johor, yang menjadi Ketua Menteri Johor ke-6. Ungku Abdul Azis memiliki perpustakaan tentang manuskrip dan kesusastraan Melayu, tempat Naquib al-Attas menghabiskan hari-harinya.
Selesai pendidikan menengah, Naquib al-Attas masuk dalam Resimen Malaysia sebagai Tentara. Jenderal Sir Gerald Templer dari british Comissioner of Malaya, memilih beliau untuk mengikuti pendidikan militer di Chester, Wales, dan di Royal Academy, Sandhurst, Inggris. Dalam pendidikan militernya, Naquib al-Attas terbentuk menjadi pribadi yang menghormati perintah, disiplin, dan loyalitas. Kecintaannya kepada ilmu, membuat Naquib al-Attas mudur dari karier militernya.
Naquib al-Attas melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Malaysia (1957-1959). Pada masa kuliah tersebut, beliau menghasilkan dua buku, yaitu, Rangkaian Ruba’iyyat dan Some Aspects of Sufism as Understood and Practiced Among the Malays. Karya beliau yang terakhir mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kanada yang selanjutnya memberikan beasiswa untuk melanjutkan S2 di Institute of Islamic Studies (1960), yang didirikan Wilfred Cantwell Smith di Universitas McGill, Montreal Canada. Di sana, beliau berinteraksi dengan beberapa sarjana terkemuka seperti Sir Hamilton Gibb (Inggris), Fazlur Rahman (Pakistan), Toshihiko Izutsu (Jepang), dan Seyyed Hossein Nasr (Iran). Beliau meraih gelar master (1962) dengan tesis berjudul Raniri and the Wujudiyyah of 17th Century Acheh.
Atas dukungan Profesor A. J. Arberry (Cambridge), Sir Mortimer Wheeler (British Academy), dan Sir Richard Winsted, Syed Muhammad Naquib al-Attas meneruskan pendidikan doktoralnya ke School of Orientals and African Studies (SOAS), Universitas London. Beliau belajar kepada Profesor Arberry dan Dr. Martin Lings dan meraih gelar doktornya (1965) dengan disertasi berjudul The Mysticism of Hamzah Fansuri (2 jilid). 
Syed Muhammad Naquib al-Attas kembali ke Malaysia pada tahun 1965, beliau ditunjuk sebagi ketua Divisi Kesusastraan di Departement Malay Studies di Universitas Malaysia, Kuala Lumpur. Tahun 1968-1970, beliau menjadi Dekan Fakultas Seni di universitas tersebut. Pada tahun 1970, beliau menjadi salah seorang pendiri Universitas Kebangsaan Malaysia, dan merumuskan landasan filosofisnya. Di UKM, beliau mendirikan Fakultas Sains dan Studi Islam dan juga Institute of Malay Language, Literature, and Culture.

Penghargaan dan Karya
Syed Muhammad Naquib al-Attas memiliki segudang pengalaman dan malang-melintang dalam disuksi, simposium, seminar, dan konferensi di tingkat internasional. Tahun 1973, Naquib al-Attas memimpin diskusi Islam in Southeast Asia pada Congres International des Orientalistis. Paris. Tahun 1975, beliau dianugerahi Fellow of The Imperial Iranian Academy of Philosophy dari pemerintah Iran. Menjabat sebagai Principal Consultant pada Festival Dunia Islam di London tahun 1976. Pembicara dan utusan pada Konferensi Islam Internasional pada acara tersebut. Pembicara dan peserta aktif pada Konferensi Dunia Pertama tentang Pendidikan Islam yang berlangsung di Mekah tahun 1977 dan memimpin komite tentang Tujuan dan Definisi Pendidikan Islam. Presiden Pakistan, Jenderal Muhammad Zia ul-Haq, pada tahun 1979 menganugerahkan Iqbal Cenetary Commemorative Medal. Pemegang pertama The Chair of Malay Language and Literature di Universitas Kebangsaan Malaysia (1970-1984).  Pemegang pertama Tun Abdul Razak Chair of Southeast Asian Studies di Universitas Ohio, Kanada (1987). Pemegang pertama Abu Hamid Ghazali Chair di ISTAC (1993). Raja Hussein Yordania menganugerahi Naquib al-Attas sebagai A Member of The Royal Academy Jordan pada tahun 1994. Setahun berikutnya, Universitas Khartoum, Sudan, menganugerahi Degree of Honorary Doctorate of Arts (D. Litt)
Syed Muhammad Naquib al-Attas telah menulis 27 buku dan monograf dalam bahasa Inggris dan Melayu. Beberapa buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa dan negara Muslim.

ISTAC
Syed Muhammad Naquib al-Attas mendirikan ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization) pada tahun 1987 dan baru diresmikan pada tahun 1991. Pendirian ISTAC merupakan pengejawantahan ide-ide Naquib al-Attas tentang Islam dan pendidikan sebagai jawaban atas masalah dasar ummat yakni kekeliruan memahami ilmu. Pada tahun-tahun tersebut sebenarnya banyak tumbuh universitas-universitas Islam yag dibangun para sarjana Muslim di berbagai negara, namun pertumbuhan yang pesat itu tidak dibarengi oleh landasan filosofis yang kuat bersumber pada Agama Islam. Beliau melihat bahwa banyak sarjana dan ilmuwan muslim, dengan sadar ataupun tidak, telah dihinggapi pemahaman ilmu yang berlandaskan pada nilai-nilai filsafat peradaban Barat. Bagi Naquib al-Attas, sebuah institusi pendidikan Islam harus dibangun pada landasan teguh ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang bersumber pada agama Islam.
ISTAC mulai dari desain bangunan, proses pembangunan, isi kurikulum, dan para pengajarnya ditangani secara cermat dan telaten oleh Naquib al-Attas sendiri. ISTAC memiliki tiga jurusan: Pemikian Islam (Islamic Thought), Sains Islam (Islamic Science), dan Peradaban Islam (Islamic Civilization).  Setiap mahasiswa harus mengambil mata kuliah wajib, yaitu Al-Qur’an, Hadis, logika, dan Agama Islam (The Religion of Islam). Jurusan Pemikiran Islam mendalami tasawuf, filsafat, dan ilmu kalam. Jurusan Sains Islam mengenai kedokteran, fisika, dan sebagainya. Jurusan Peradaban Islam tentang sosiologi, ekonomi, dan sebagainya. Pengajar ISTAC merupakan sarjana-sarjana yang pakar dan mumpuni pada bidangnya masing-masing pada tingkat lokal dan internasional. Dalam pemikiran Islam beberapa professor tersebut adalah Prof. Arlpaslan Acikgenc (Turki), Bilal Kuspinar (Turki), Hans Daiber (Jerman) penulis bibliografi Filsafat Islam, Ferid Muhic, Ernest Wolf Gazo, dan sebagainya. Dalam sains Islam, Prof. Paul Lettink, Sami K Hamarneh, dan lainnya. Dalam peradaban Islam ada Prof. Ameer Roubai, Omar Jah, Ahmad Kazemi Moussavi, dan lain-lain.
Pengajaran di ISTAC dilakukan dalam bahasa Inggris dan rujukan yang digunakan dalam bahasa Arab, Inggris, dan bahasa Muslim dan Eropa lainnya. Suasana belajar pun didiukung oleh perpustakaan yang sungguh berkualitas. Pada saat diresmikan ahun 1991, perpustakaan tersebut memuat 30.000 jilid dan jurnal dalam bahasa Eropa dan Islam, termasuk koleksi para sarjana terkemuka seperti Max Wesweiler, Fazlur Rahman, Bertold Spuler, dan sebagainya. Untuk mendukung para mahasiswa untuk menggali khazanah dari buku yang begitu beragam bahasa, ISTAC mengajarkan bahasa Yunani Kuno, Latin, dan Jerman.
Tahun 2002 merupakan tahun “kematian” ISTAC. Status otonomi ISTAC dicabut dan dikembalikan kepengurusannya di bawah IIUM. Syed Muhammad Naquib al-Attas dicopot dari jabatannya dan dilarang mengajar. Para sivitas akademika ISTAC, satu-persatu dipindahkan atau pindah keluar. Meski secara lembaga ISTAC masih berdiri sampai sekarang, namun tanpa landasan filsafat dan pemikiran Naquib al-Attas, ISTAC hanyalah jasad tanpa ruh. Berakhirlah masa keemasan ISTAC pada September 2002, tepat satu tahun setelah runtuhnya WTC di New York.
Dunia Melayu hanya memiliki sebentar saja Universitas Islam terkemuka dan unggul yang mampu menyaingi pusat-pusat studi Islam di Barat dan memberikan sumbangan berharga pada perkembangan ilmu pengetahuan dalam naungan cahaya Islam.
Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepada beliau dan mengasihi ummat Muhammad saw.

Catatan Kuliah Filsafat Syed Muhammad Naquib al-Attas, pertemuan ke-1 (29/03), merujuk pada kertas dan paparan materi kuliah oleh Ust. Adnin Armas, MA.