Tuesday, February 22, 2011

Sholli wa Salim

Sholli wa sallim dâiman ‘alahmada 2x
Wal ’ali wal ash-hâbi man qod wahada 2x

Sayang-sayang-sayang, kita nggak tahu kemana pergi.
Tak sanggup kita dengarkan, suara yang sejati.
Langkah kita menepi, pada nafsu sendiri.
Yang bisa kita pandang, hanya kepentingan sendiri.

Sholli wa sallim dâiman ‘alahmada 2x
Wal ’ali wal ash-hâbi man qod wahada 2x

Sayang-sayang-sayang, orang pintar nggak mau ngaji.
Kepala tengadah, merasa benar sendiri.
Semua dituding-tuding dan dicaci-maki.
Yang lainnya salah, hanya dia yang suci.

Sholli wa sallim dâiman ‘alahmada 2x
Wal ’ali wal ash-hâbi man qod wahada 2x

Sayang-sayang-sayang, orang hebat tinggi hati.
Omong demokrasi, pidato berapi-api.
Ternyata karena menginginkan kursi.
Sementara rakyat kerepotan cari nasi.

Sholli wa sallim dâiman ‘alahmada 2x
Wal ’ali wal ash-hâbi man qod wahada 2x

Loyang disangka emas, emasnya dibuang-buang.
Kita makin buta, mana utara mana selatan.
Yang kecil dibesarkan, yang besar diremehkan.
Yang penting disepelekan, yang sepele diutamakan.

Sholli wa sallim dâiman ‘alahmada 2x
Wal ’ali wal ash-hâbi man qod wahada 2x

Allah-Allah-Allah, betapa busuk hidup kami.
Dan masih terus akan, lebih membusuk lagi.
Betapa gelapnya, hari di depan kami.
Mohon ayomilah, kami yang kecil ini.

Sholli wa sallim dâiman ‘alahmada 2x
Wal ’ali wal ash-hâbi man qod wahada 2x






by: Kyai Kanjeng 
sumber

Saturday, February 12, 2011

Mata Mulut Telinga

Apa hubungan kewajiban, tanggung jawab, dan hak? Mana yang lebih dulu dari yang lain? Siapa yang memiliki apa kepada siapa?

Jawaban atas itu bisa kita lihat pada wajah kita sendiri.

Kewajiban itu seperti mata, dibuka dari bawah ke atas. Yang di bawah punya kewajiban kepada yg di atas. Misal, anak wajib menghormati orang tua, hamba kepada Tuhan, dan pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyat.

Tanggung jawab bisa dianalogikan dengan mulut. Mulut terbuka dari atas ke bawah. Ayah bertanggung jawab memenuhi nafkah kepada keluarganya dan guru bertanggung jawab atas kepintaran muridnya.

Hak itu hanya akibat dari perbuatan. Jika seseorang lalai dalam menjaga HP miliknya, haknya adalah kehilangan. Kalau orang sudah belajar tekun, maka haknya adalah pintar.

Dengan mengerti dan tahu bagaimana menempatkan wajib, tanggung jawab, dan hak, semoga kita terhindar dari keliru berkehidupan.




*salah satu obrolan dalam Kenduri Cinta, Februari 2011.