Ya Tuhanku, berikanlah rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad saw.
Ya Tuhanku, sampaikanlah kepada Nabi Muhammad sebagai perantara yg menjembatani seluruh permohonan, dan istimewakanlah kepadanya dengan keutamaan.
Ya Tuhanku, berikanlah keridhoan kepada para sahabat dan keturunannya.
Ya Tuhanku, berikanlah pula keridhoan kepada para guru-guru kami, dan belas kasihanilah orang-orang tua kami.
Ya Tuhanku, dan belas kasihanilah pula kami semua serta segenap orang-orang Islam.
Ya Tuhanku, ampunilah orang-orang yg berdosa dan janganlah kiranya Engkau memutuskan harapan kami.
Ya Tuhanku, terimalah permohonan kami; dan sampaikan kami dapat berziarah kepadanya (Nabi Muhammad saw).
Ya Tuhanku, liputilah kami dengan cahayanya (Nabi Muhammad saw.); dan peliharalah kami dengan pemeliharaan dan kesejahteraan-Mu.
Ya Tuhanku, perkenanlah kami dapat bertempat tinggal di alam surga-Mu; dan selamatkanlah pula kami dari siksaan-Mu.
Ya Tuhanku, matikanlah kami dengan mati syahid; dan peliharalah dalam kehidupan kami dengan memperoleh kebahagiaan.
Ya Tuhanku, perbaikilah seluruh orang yang membuat perbaikan dan cegahlah seluruh orang yang menyakiti hati.
Ya Tuhanku, akhirilah kami dengan memperoleh syafa'at Nabi Muhammad saw. ; dan berikanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.
(Shalawat pembuka pada Kitab Diba')
Sunday, January 23, 2011
Kepada Tgk. Daud Beureueh
persis kalimat falsafi
yang pernah kau ungkapkan
tak ada yang kekal di dunia ini
kecuali perubahan
ya, tiada yang kekal
seperti hidup ini
adalah awal dari kematian
sepuluh juni tertanda
seribu sembilan ratus
delapan puluh tujuh
di kala matahari merangkak pelan
di kala itulah engkau mujahid pergi
menghadap ke pangkuan ilahi
innalillahi wainna ilaihi raji'un
kami tahu perjuanganmu
panas tapi lembut
laksana lilin
biar dirimu terbakar demi orang lain
tapi lilinmu lilin sakti
batang habis
cahaya tak pernah padam
beureuneuen, juni 1987
(Ameer Hamzah, dalam Seulawah Antologi Sastra Aceh Sekilas Pintas)
yang pernah kau ungkapkan
tak ada yang kekal di dunia ini
kecuali perubahan
ya, tiada yang kekal
seperti hidup ini
adalah awal dari kematian
sepuluh juni tertanda
seribu sembilan ratus
delapan puluh tujuh
di kala matahari merangkak pelan
di kala itulah engkau mujahid pergi
menghadap ke pangkuan ilahi
innalillahi wainna ilaihi raji'un
kami tahu perjuanganmu
panas tapi lembut
laksana lilin
biar dirimu terbakar demi orang lain
tapi lilinmu lilin sakti
batang habis
cahaya tak pernah padam
beureuneuen, juni 1987
(Ameer Hamzah, dalam Seulawah Antologi Sastra Aceh Sekilas Pintas)
Saturday, January 22, 2011
Kekasihku Santri : Nasyid di Kampung
malam ini adalah rahmatNya
tetabuhan rebana di kampung
menyanyilah mereka santri-santri wanita
ada juga santri kekasihku
tak menari, tapi mengaji
pak, pak, pak, pak, pung, pung, pung, pung
duhai
bunyinya menelusup ke hati
sampai dini hari
masih dikumandangkan ayat-ayatNya
mendekatkan jarakku
kepada segala kasih
yang bermula dari kasihNya
mendengarkan langkahmu, santriku
seketika tersiramlah tubuhku oleh angin
pandangmu bulan lima belas hari
subuh ini,
antarkan aku ke pintu
bagi kepulangan yang telah tentu
Jeunieh, 1987
(Agam Ismayani, dalam Seulawah Antologi Sastra Aceh)
tetabuhan rebana di kampung
menyanyilah mereka santri-santri wanita
ada juga santri kekasihku
tak menari, tapi mengaji
pak, pak, pak, pak, pung, pung, pung, pung
duhai
bunyinya menelusup ke hati
sampai dini hari
masih dikumandangkan ayat-ayatNya
mendekatkan jarakku
kepada segala kasih
yang bermula dari kasihNya
mendengarkan langkahmu, santriku
seketika tersiramlah tubuhku oleh angin
pandangmu bulan lima belas hari
subuh ini,
antarkan aku ke pintu
bagi kepulangan yang telah tentu
Jeunieh, 1987
(Agam Ismayani, dalam Seulawah Antologi Sastra Aceh)
Friday, January 21, 2011
Debu Mutiara
Aku debu yg mengandung mutiara.
Pada tubuhku kerendahan tanah melekat.
Pada jiwaku sepercik cahaya dari arasy ditiupkan.
Aku hina, aku kotor
Aku indah, aku mulia
Aku bukan siapa-siapa, namun segala apa terangkum di dalamku.
Aku hamba
Aku raja
Pada tubuhku kerendahan tanah melekat.
Pada jiwaku sepercik cahaya dari arasy ditiupkan.
Aku hina, aku kotor
Aku indah, aku mulia
Aku bukan siapa-siapa, namun segala apa terangkum di dalamku.
Aku hamba
Aku raja
Friday, January 7, 2011
Celoteh Tentang Suksesi
Seperti pergantian sel kulit manusia dimana sel-sel pada kulit tumbuh menjadi tua lalu mati dan diganti oleh sel muda,
suksesi atau pergantian pengurus dalam sebuah organisasi mengalami hal serupa bergant-ganti pengurus setiap periode.
Namun perlu diingat, kehidupan manusia bukan terletak pada bagaimana sel-sel itu berganti. Sel-sel tersebut berganti secara alami bahkan tanpa kita sadari, dan manusia terus beraktivitas mengisi waktu dalam hidupnya. Lahir tumbuh berkembang tua dan mati.
Begitupun organisasi di kampus, mengingat masa belajar para pengurus di kampus yang terbatas, pergantian pengurus hanya sesuatu yang secara alami terus terjadi. Biar pengurus berganti, sebuah organisasi harus tetap tumbuh berkembang berlaku mencapai impiannya. Setelah mencapai kejayaan, bolehlah ia mati dengan bahagia.
UKM ini (UKM Wushu Gerak Naga UI), telah masuk di masa pergantian pengurus seharusnya terjadi. Bagaimana kita melewati fase ini? Apakah kita mampu mencari sel-sel baru yang akan menggantikan? apakah kita tetap mampu menjalankan proses "tumbuh dan berkembang" dan bukan melahirkan "bayi baru" (lagi)? atau mati?
Ini celoteh saya...
suksesi atau pergantian pengurus dalam sebuah organisasi mengalami hal serupa bergant-ganti pengurus setiap periode.
Namun perlu diingat, kehidupan manusia bukan terletak pada bagaimana sel-sel itu berganti. Sel-sel tersebut berganti secara alami bahkan tanpa kita sadari, dan manusia terus beraktivitas mengisi waktu dalam hidupnya. Lahir tumbuh berkembang tua dan mati.
Begitupun organisasi di kampus, mengingat masa belajar para pengurus di kampus yang terbatas, pergantian pengurus hanya sesuatu yang secara alami terus terjadi. Biar pengurus berganti, sebuah organisasi harus tetap tumbuh berkembang berlaku mencapai impiannya. Setelah mencapai kejayaan, bolehlah ia mati dengan bahagia.
UKM ini (UKM Wushu Gerak Naga UI), telah masuk di masa pergantian pengurus seharusnya terjadi. Bagaimana kita melewati fase ini? Apakah kita mampu mencari sel-sel baru yang akan menggantikan? apakah kita tetap mampu menjalankan proses "tumbuh dan berkembang" dan bukan melahirkan "bayi baru" (lagi)? atau mati?
Ini celoteh saya...
Sunday, January 2, 2011
Kepada Tuan Baginda Musa
Jika tuan Musa berkenan, pinjamilah hamba tongkat baginda.
Guna hamba hancurkan sisa berhala yang kini bersemayam pada hati hamba.
Pinjami hamba tongkat baginda,
untuk menggali dalam sekali mata hamba mencari setitik air jernih.
Pinjami tuan sekali lagi, dan mohon maaf kalau kali ini tongkat baginda lecet, patah, atau hilang,
hendak hamba gunakan melawan musuh beribu.
Semoga tuan berkenan. Salam Tuhan atas tuan.
Guna hamba hancurkan sisa berhala yang kini bersemayam pada hati hamba.
Pinjami hamba tongkat baginda,
untuk menggali dalam sekali mata hamba mencari setitik air jernih.
Pinjami tuan sekali lagi, dan mohon maaf kalau kali ini tongkat baginda lecet, patah, atau hilang,
hendak hamba gunakan melawan musuh beribu.
Semoga tuan berkenan. Salam Tuhan atas tuan.
Subscribe to:
Posts (Atom)