Pekan ini dua TV swasta menayangkan film-film aksi perempuan. Sesempatnya saya tonton. Namun semua terasa hambar saat mata sudah menikmati Chocolate.
Saya merasa begitu terpukau dengan Chocolate. Chocolate adalah film Thailand 2008 Dibintangi oleh aktris muda Yanin Vismitananda, Bercerita tentang Zen gadis autis yang dapat meniru dengan cepat gerakan-gerakan yang dia lihat. Zen belajar dari TV dan melihat orang-orang latihan muay-thai di sasana sebelah rumah.
Full-action movie ini menampilkan pertarungan dari awal hingga akhir cerita. Pertarungan-pertarungan yang ditampilkan terlihat begitu nyata. Tendangan tinggi, mengait, berputar, kombo, salto, dan semua benturan yang terjadi begitu mengalir tanpa cela. Betu-betul koreografi tingkat tinggi.
Bukan cuma pertarungan saja yang membuat lezat, alur cerita juga berhasil membuat keharuan penonton. Perempuan ABG yang berusaha membayar penyembuhan Ibunya dengan menagih piutang ke komplotan gangster. Dari satu geng ke geng lain. Zen menjadi penagih hutang yang lugu sekaligus mematikan.
Hanya ada satu cacat perkelahian, yakni saat pertarungan satu lawan satu sesama autis. Ahh kecewa betul gw dengan adegan ini. Cukuplah satu orang autis dalam satu saat dunia yang punya kemampuan berkelahi luar biasa.
Well, buat yang belum nonton Chocolate berarti dia belum melihat mahaskill sesungguhnya seorang perempuan dalam bertarung.
Rabu lalu di Global Jeeja juga main di Raging Phoenix. Film ini ancur betul! Baik dari cerita dan adegan pertarungan. Tapi saya tetap suka Jeeja si coklat panas menendang.