Thursday, August 30, 2012

Galau Syariah

Membaca kembali, "Keajaiban Surat Cinta; Kisah Para Pejuang Muslim yang Mengambil Energi Cinta dari Istri dan Anak Mereka" edisi khusus Majalah Tarbawi, 2005. Mengapa waktu kali pertama baca biasa saja, dan sekarang menjadi sangat istimewa. Menangkap isi buku sangat tergantung keadaan ilmu, emosi, dan jiwa pembaca. 

Pejuang-pejuang kemerdekaan, para Founding Fathers, mempunyai kapasitas intelektual yang tinggi, pandai bergerak dalam organisasi, dan berkontribusi-beramal nyata yang amat besar nilainya. Namun dalam hidup berumah tangga mereka hidup sangat sederhana. Berpindah dari satu rumah ke rumah. Tak berharap imbalan dunia utk segenap pengorbanannya.
Sungguh terbalik kini. Saat anak2 diajarkan hidup, dia diajari u
ntuk menghindari kepayahan hidup dan bukan untuk membela kebenaran/keadilan demi agama dan bangsa. Saat laki-laki melamar gadis pujaannya, mereka dituntut mempunyai dunia dalam ketiaknya, dan bukan idealitas menjalani hidup. Anak gadis hanya diajarkan bagaimana menikmati hidup dan bukan menjadi penyokong suaminya bersabar dalam berjuang.
 
Pedang diasah agar tajam, permata harus terus digosok agar berkilau, otot tubuhmu terbentuk karena latihan fisik, akalmu pandai karena terus berlatih berpikir, maka perasaan semakin halus dengan deraan ujian yang dihadapi | Dan siapakah yang mempunyai perasaan yang paling halus selain Nabi yang yatim, yang didera ujian keimanan setiap waktu, sehingga kasih sayangnya masih bisa kita rasakan sampai saat ini.
 
Bicara cinta dan perjuangan bisa bikin hati galau tingkat dewa. Kan repot klo siang-siang begini, tiba-tiba fana' dan ekstase. Bisa-bisa laku sarengat / amal syariat di siang hari kebablasan. Heuheu...
 
Dari yakinku teguh | hati ikhlasku penuh | akan karunia-Mu | ..... | ..... | syukur kami sembahkan | kehadirat-Mu Tuhan.
 
“Wahai para pemuda, barang siapa yang memiliki kemampuan, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhori-Muslim)
Dengan hadits ini imam Nawawi rah. menjalani puasa setiap hari kecuali hari yang diharamkan.
Pilih mana?
 
Nabi memberi mahar kepada Khadijah berupa onta merah sebanyak 40/100. Syukur, beliau adalah Nabi yang pengertian, diajarkannya para muslimah untuk merendahkan mahar demi memuliakan diri. Laki-laki meski tidak dituntut macam-macam oleh Nabi, tapi semulianya laki-laki adalah yang memuliakan perempuan dengan mahar yang terbaik. Dua pihak ini akan bertemu pada titik keseimbangan pasar (E) jodoh. *nah lho jadi kurva S/D
 
1 + 1 = 1
Iini matematika perkawinan, ceunnah.
Baik laki-laki dan perempuan akan "dipaksa" untuk menanggalkan 1/2 ego untuk dapat menyesuaikan diri terhadap pasangan masing-masing, menjadi 1 agama, 1 cita-cita, 1 rumah tangga, ceunnah. Deagan demikian wajah suami dan wajah isteri akan menjadi mirip, ceunnah
 
Dalil pada status sebelum ini adalah salah satu penafsiran Buya Hamka tentang "nafsun wahidah",
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, lalu menciptakan darinya pasangannya... (4 : 1)
Manusia tadinya satu, lalu diambil dari rusuknya satu menjadi pasangannya. Manusia serasa tidak lengkap jati dirinya sebelum kembali bersatu.
 
Mau berbicara tentang hubungan peran suami dan isteri, tapi takut sok tahu. Saya bahas langsung dari masalah saja. Idealisme sesuatu kadang jadi momok.
 
Di sepanjang jalan Sukabumi-Ciawi banyak macam pabrik di pinggir jalan. Setiap sore ramai buruh perempuan pulang kerja, sedang si laki-laki hanya jadi penjemput yang menunggu depan gerbang. Apa boleh begitu? Keringat perempuan lebih banyak keluar daripada laki-laki untuk menghidupi keluarga.
 
Seperti petani yang menanam di bumi. Petani yang mendatangi, menanam, dan memupuk. Sang bumi yang akan menjaga benih dengan baik, melindungi setiap saat, mengajari benih menjadi pribadi baik. Kokohnya pohon manusia tergantung dari interaksi petani dan bumi.
 
Sudah, sudah. Ini cuma utang posting hari sabtu bertema Galau Syariah. Saya ketiduran dengan nyaman melewati malam minggu. Hhh... Di Indonesia semua aspek dari ekonomi, bank, bunga, Hp, simcard, semua ada label syariah. Masa' galau gak bisa bersyariah.      
 
 
    

No comments: