Thursday, April 18, 2013

Jawaban atas Keluhan (Jawab-e-Shikwa)



Kata yang keluar dari hati tidak akan gagal memberi dampak;
Suci dan murni sifat alami mereka, pada keluhuran agung pandangan mereka berada.
Mereka tidak bersayap namun mereka mampu untuk terbang.
Mereka bangkit dari debu dan menusuk angkasa.
Sangat degil dan kurang ajar adalah cintaku, begitu banyak kerusakan tunduk.
Sangat  lantang keluhanku, sampai robek cakrawala.

Kubah tua surga mendengar. Ada seseorang di suatu tempat, katanya.
Planet-planet berbicara, di sini di ketinggian purba seseorang itu.
Bukan di sini, ucap bulan, itu pasti seseorang berasal dari kerendahan bumi.
Bima sakti berkata, itu pasti seseorang tersembunyi di sini yang tidak kita ketahui.
Hanya penjaga surga mengerti beberapa keluhanku

Dia bahkan mencemooh Allah, ia telah menjadi begitu bangga;
Apa dia Adam yang sama yang kepadanya para malaikat bersujud?
Dia mengetahui sesuatu, kuantitas dan kualitanya.
Ya, ini dia tahu, namun tidak rahasia dari kerendahan hati.
Kekuatan lisan mereka selalu bangga memamerkan.
Tapi karena gaya bicara mereka menjadi cukup tolol.

Suara berkata: Kisahmu memang penuh dengan lara
Air matamu gemetar di tepi dan siap untuk mengalir.
Tangismu dalam ratap langit telah berdentang;
Apa licik hatimu yang berapi-api telah kau pinjamkan kepada lidah
Begitu fasih kau kata gugatanmu, kau membuatny seolah doa.
Untuk berbicara dalam istilah yang setara dengan kami, manusia naik pada ketinggian langit

Nirbatas adalah anugerah Kami, namun tiada yang berharap padanya.
Tiada sesiapa pada jalan para pencari; pada siapa Kami menunjukkan jalan?
Tiada satupun terbukti pantas dengan perlakuan yang membuat mereka tinggi.
Jika ada satu yang pantas, Kami angkat dia ke kemegahan kerajaan,
Kepada mereka yang mencari, Kami akan menyibakkan ketakjuban dunia baru

Kamu tak punya kuasa dalam genggamanmu; pada hatimu tiada Tuhan bersemayam;
Atas nama rasul-Ku, kalian telah membawa aib.
Penghancur tuhan-tuhan palsu telah hilang; hanya pembuat berhala memarak;
Anak-cucu Ibrahim telah meninggal; Benih kemusyrikan Azar bertahan.
Keasingan kawan yang kau jaga; dari tong baru anggur tua kamu tuang;
Kau telah membangun kabahmu sendiri dengan berhala baru sebab kamu adalah dirimu yang baru.

Terdapat hari-hari lampau saat Allah kamu hargai sebagai keagungan;
Bunga Tulip Islam adalah kebanggan gurun pada saat mekar.
Terdapat hari-hari lalu saat setiap muslim mencintai satu-satunya Allah yang mereka kenal.
Pada suatu waktu Dia adalah kekasihmu; Kekasih yang sama yang saat ini kau bilang palsu.
Sekarang pergi dan ikat imanmu untuk sembah kepada beberapa tuhan lokal
Dan  penjarakan Muhammad mengikut kepada beberapa orang local.

Siapa yang menghapus lapisan kepalsuan dari lembaran sejarah?
Siapa yang membebaskan manusia dari rantai perbudakan?
Lantai Ka’bah-Ku oleh dahi siapa disbersihkan?
Siapa mereka yang menggenggam Qur’an-Ku dalam dada mereka?
Leluhurmu lah mereka itu: Beritahu Kami siapa kamu, Kami berdoa?
Dengan tangan barpangku kamu duduk menunggu fajar hari yang lebih baik.

Satu-satunya orang di dunia yang kehilangan setiap kemampuannya adalah kamu.
Satu-satunya ras di dunia yang tidak peduli kebusukan sarangnya adalah kamu.
Timbunan rumput kering yang didalamnya menyembunyikan cahaya api adalah kamu.
Yang suka menjual nisan bapaknyanya adalah kamu.
Jika sebagai penjual nisan kamu telah sedemikian masyhur.
Apa yang dapat meghentikanmu menjual batu buatan tuhan?

Beban berat cahaya fajar, bagaimana kebencian kau timbul?
Mengapa protes kau mencintai Kami? Adalah mimpi yang kau hargai.
Pada riang ruhmu puasa ramadhan menjadi tekanan berat;
Tanya pada dirimu  dan jawab: Inikah jalan keiimanan?
Orang terikat pada iman; tanpa iman mereka menjadi berakhir;
Jika tiada yang mengikatmu, kau seumpama meteor, bukan bintang di galaksi.
Penasehatmu belum matang: tidak ada substansi yang mereka khotbahi.
Hanya ritual panggilan kepada pendoa; ruh Bilal telah lenyap.
Tidak ada akhir dalam berfilosofi; Diskursus Ghazali tetap tak terbaca.
Kini ratapi masjid-masjid kosong. Tidak ada jamaah mengisi dengan doa.
Orang-orang seperti kaum terhormat Hijaz tidak lagi di sana.

Kalian adalah satu ummat, kau berbagi bersama kebaikan dan dukamu,
Kalian punya satu iman, satu kepercayaan dan satu hutang kesetiaan kepada Nabi.
Kalian punya satu Ka’bah suci, satu Tuhan dan satu kitab suci, al-Qur’an,
Apa begitu sulit menyatukan dalam satu komunitas setiap Muslim?
Ini adalah faksi-faksi pada satu tempat; divisi-divisi ke dalam kasta-kasta yang lain.
Di saat ini inikah jalam menuju kemajuan dan kemakmuran?

Kalian semua minum anggur memanjakan tubuh, membawa hidup mudah tanpa perjuangan.
Kamu berani memanggil dirimu Muslim? Inikah jalan hidup seorang Muslim?
Kamu tidak mengambil kesetiaan Ali pada kemiskinan, tidak juga jalan Usman mencari kekayaan;
Hubungan jiwa macam apa yang ada antara leluhurmu dan kau?
Sebagai Muslim leluhurmu dihormati;
Kamu menyerahkan al-Quran dan dunia menolaknya.

Allama Mohammad Iqbal

Jawab-e-Shikwa (The answer to the complaint)
Translated into english by Khushwant Singh
Alih bahasa oleh saya

No comments: