Tuesday, April 29, 2008

Mencoba lari dan selingkuh

Sore di suatu gedung perkantoran di lingkaran semanggi, saya berjalan nyinyir di belantara metropolitan Jakarta. Etalase belanja penuh dengan produk ternama, pramuniaga cantik berseragam, dan orang-orang putih, mulus, cantik, bule lalu-lalang dengan tawa gembira. Semilir ketakjuban membelai kulit masuk halus ke ulu hati.

Kemewahan tersebut hampir membuat saya mabuk kepayang, menghadirkan penerawangan akan masa depan indah tinggal di apartemen. Namun saya tersedak bangun dari lamunan, merasakan ketidaknyamanan bising dalam gedung tersebut. Suara musik dan gaungan entah berantah berasal dari obrolan orang, suara alat elektronik, dan penjaja toko.

Mulai berpikir, apakah ini benar-benar berbeda dengan kehidupan luar di jalan. Muka penuh noda pemutih, baju penuh corak ataupun simpel minim, dan bising yang saya temui di gedung merupakan sesuatu yang serupa dengan keadaan di terminal, muka penuh bedak debu alami, baju modis hitam coklat ataupun sobek minim, dan bising.

Banyak yang mirip antara di dalam gedung dan di dalam terminal. Suasana bising dan keramaian sama-sama saya temui di kedua tempat tersebut walau dengan penampakan luar yang berbeda. Aneh atau hanya perasaan iri, saya mencoba menafikan semua kemewahan yang ada, cuihh..! Apakah benar ini pantas untuk dikejar? apa saya mesti berkeringat untuk ini?

Saya mungkin tidak hidup di kedua tempat tersebut, jalanan ataupun gedung. Saya hidup menyepi di pinggir Jakarta, sebuah kampung yang mengelilingi setu. Tidak ada bising kecuali suara radio dari tetangga penggemar rock. Tidak ada orang berpakaian sobek atau berkilat. Tidak ada yang berlalu dengan tergesa.

Berjalan tenang, mengambil napas dalam, dan... lariii.. melewati kerumunan orang belanja, menyalip setiap mobil yang terjebak macet, menerabas polusi bis kota, dan menyiku motor keparat yang menyelip.

Berjalan melambat, mengambil napas perlahan, mengeluarkan semua panas tubuh yang ada. kemudian selingkuh dengan alam raya, puncak gunung pangrango. Nafikan peradaban manusia.

Esok hari akan lebih baik!

No comments: