There is nothing new under the sun
Pandemi lalu, pandemi kini, dan pandemi besok. Pandemi tetap ada dan berulang. Untuk berpikir bahwa kita telah memasuki era postpandemic itu salah besar.
Tubuh manusia masih sama seperti manusia sebelum masehi. Akal manusia sama ditiupkan pada satu tiupan yang sama. Lantas mengapa mengaku sebagai orang modern kekinian jika kehidupan kita semakin rentan?
Menjaga kebersihan, keseimbangan hidup kerja, keluarga dan kawan, menjaga jarak adalah hal biasa dilakukan orang sejak dulu. Bahkan ada yang tidak dimiliki orang yang terkini dengan yang terdahulu. Dimensi ruhani dalam setiap aspek itu.
Menjaga kebersihan bukan hanya badan dengan mandi dan cuci tangan plus beragam macam sabun. Bersih hati dan pikiran dari menjelekkan orang karena kita lebih jelek, berburuk sangka karena bisa jadi ini yang terbaik, merasa kurang dan nafsu serakah ingin mencoba semua kenikmatan dunia.
Keseimbangan hidup (work life balance) yang dijaga karena kita merasakan hidup bukan hanya sama kerjaan atau rekan kerja tapi ada anak keluarga yang butuh bersama, ada tetangga yang perlu perhatian, ada kerabat yag perlu dijaga. Semua itu menghabiskan atau mengurangi waktu ambisi dan main-main kita di luar.
Menjaga jarak untuk tidak ikut campur urusan orang lain, jaga jarak dari masalah, jaga jarak dengan nafsu dunia.
Tiga hal tersebut bukan saja protokol kesehatan menghadapi pandemi tapi pprotokol kita hidup sendiri bersama bermasyarakat dunia akhirat. Dengan demikian pandemi hanya batu ganjalan yang perlu kita longkapi saat berjalan.
Wassalam
No comments:
Post a Comment