Friday, January 24, 2020

SAMPAHNOMICS

Cina merupakan tempat sampah bagi 50% lebih sampah plastik yang dihasilkan secara global seperti dari Amerika, Australia, dan Eropa, sebelum tahun 2018.  Jumlah sampah plastik yang diimpor Cina pada tahun 2016 mencapai 7 juta ton sampah plastik dan 28 juta ton sampah kertas.

Sampah-sampah plastik tersebut didaur ulang dan menjadi bahan baku produksi barang-barang bernilai ekonomi tinggi yang siap diekspor oleh Cina. Everything made in China. Banyak pekerja dan daerah pengolahan sampah di Cina mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Di balik pertumbuhan ekonomi yang tinggi, daerah-daerah pengolahan sampah mengalami penurunan kesehatan dan kerusakan lingkungan yang parah. Menurut United Nations Comtrade Database hanya 9% dari sampah plastik yang didaur ulang dan 12% lainnya dibakar. Sisanya ditimbun di tanah atau terbawa arus sungai ke lautan.

Nilai Sampah Plastik
Menurut Pak Nana, Asosiasi Bank Sampah Depok, ada 45 jenis sampah daur ulang yang bernilai ekonomis dan sebagian besarnya ada di lingkungan sekitar rumah. "Tutup galon/botol Rp. 3000, botol Rp. 3700, koran Rp. 2000, kantong kresek Rp. 300, bungkus mie, kopi dan botol semua ada nilainya." Harga per kilogram dan dapat berubah sesuai mekanisme pasar.

Kalau kita kumpulkan semua plastik dari jajan dan belanja kita setiap hari dalam sebulan dapat berapa? Cukup kan untuk token listrik di rumah.

Beliau mencatat ada 500 bank sampah di Depok dengan rata-rata pengolahan 300 kg per 2 pekan atau setara dengan kapasitas sebesar 10 ton/hari. Padahal produksi sampah di Depok mencapai 1300ton/hari dengan komposisi sampah organik 63,5%, anorganik recycle 26,7% dan yang tidak bisa didaur ulang 9,7%. Ini berarti, terdapat 337 ton sampah anorganik recycle yang belum tertangani.

Secara nasional, menurut kementrian perindustrian, industri pengolahan sampah plastik mempunyai  daya serap 3,36 juta pekerja dari sektor informal seperti pemulung dan pengepul, industri daur ulang memiliki nilai tambah sebesar Rp 10,575 triliun per tahun.

Tulisan di atas baru soal sampah anorganik. bagaimana soal sampah organik yang jumlahnya jauh lebih besar dari itu. Ayo bergerak bersama kita belajar pengolahan sampah dan terapkan zero-waste lifestyle di Mitigasi Bencana: Banjir dan Sampah.

Bergerak sekarang. Jangan sampai Indonesia dikenal oleh generasi ribuan tahun mendatang sebagai bangsa dengan beragam suku dan masakan khasnya dari artefak yang tertimbun berupa bungkus plastik mie instan aneka rasa.

unpublished

No comments: