Friday, February 17, 2012

Pemanasan Global

Mari singkirkan kabut, mari tembus gelombang, ini saatnya yang muda
ambil peran.
Mari Pulang ke Ladang - Sampak Gusuran
Pada pelajaran Geografi XI kemarin (15/02), saya memutarkan film dokumenter Algore ' The Inconvinienth Truth' - masih setengah jalan. Film ini mengulas tentang kerusakan alam akibat dari pemanasan global yang sedang berlangsung di bumi kita saat ini.

Pemanasan global terjadi karena atmosfir bumi dipenuhi dengan polusi gas CO2 yang menghalangi sinar matahari, yang telah masuk ke bumi, memantul pergi ke luar angkasa. Sinar matahari yang tertahan membuat temperatur di bumi meningkat tajam. Dampak dari bumi yang semakin panas adalah mencairnya es dan pemuaian air besar-besaran yang melebihi kebiasaan abad-abad sebelumnya.

Pemuaian air pada laut membuat atmosfir menampung bulir-bulir air melebihi kapasitas normal, ditambah dengan panas, menyebabkan cuaca rawan badai. Kita sudah melihat berbagai badai yang terjadi sejak abad 21 ini, seperti: badai katrina di Amerika tahun 2005. Pemanasan juga menyebabkan air darat termuai habis. Danau mengering, es pada puncak gunung meleleh, dan tanah kering tandus.

Maka terjadilah paradoks ini, di belahan bumi satu terjadi hujan terus-menerus, sedangkan di belahan bumi lain kering kepanasan.

Di Indonesia, hujan terus turun sampai bulan ini yang seharusnya kemarau. Hujan telah menyebabkan banyak daerah banjir, sebut diantaranya: Jakarta dan Banten. Thailand, India, dan China juga mengalami kebanjiran.

Sulit sekali bisa mengatakan bahwa hujan saat ini membawa rahmah. Bisa jadi hujan sekarang ini seumpama hujan yang diturunkan Allah kepada kaum nabi Nuh as. Na'udzubillah.

Bumi, Polusi, dan Diri

Iqbal menuliskan dalam Javid Namah melalui lisan imajiner Afghani: "apa yg terkandung dalam diri manusia ialah dunia, apa yang terkandung dalam dunia ialah manusia."

Manusia adalah dunia itu sendiri. Dalam dirinya terkandung kompleksitas yg terdapat pada alam semesta. Dan, dunia seperti manusia dimana ia menjadi sebuah kitab hikayat yang mengajari manusia hidup. Pada manusia yang dalam dirinya penuh polusi dosa, apa yang datang dari Tuhannya tak sudi dia lepas lagi. Sebagaimana benda hitam yang tidak mau memantulkan sinar, maka sinar tersebut bertumpuk memenuhi dirinya menjadi panas. Mulai memanasi terus memanasi sampai buminya kering ruhani tapi sekaligus banjir air mata. Mereka dengan mudah mencipta badai marah bingung dan kekecewaan. Na'udzubillah.

No comments: